
SERAYUNEWS-BPBD Kabupaten Banjarnegara terus mempercepat proses pembangunan hunian sementara (huntara) bagi korban longsor Situkung, Pandanarum, Banjarnegara. Hingga saat ini sudah 18 unit yang proses pembangunannya mencapai lebih dari 70 persen, sementara sisanya masih di bawah 50 persen.
“Sebanyak 18 unit sudah lebih 70 persen, sementara yang masih di bawah 50 persen ada 6 unit, dan lainnya masih dalam proses. Yang pasti kami akan terus berupaya untuk mempercepat proses pembangunan agar para korban bisa segera menempati huntara ini,” kata Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aji Piluroso, Selasa (16/12/2025).
Menurutnya, kondisi cuaca menjadi satu kendala dalam proses pembangunan huntara bagi korban longsor Situkung. Meski begitu, dia mengatakan jika proses pembangunan pada zona 1 masih terus dilakukan. Bahkan saat ini, proses pembangunan huntara untuk zona 2 dan zona 3 baru sebatas pengerjaan lahan.
“Kita harapkan cuaca mendukung, sehingga pembangunan huntara ini bisa lebih cepat,” ujarnya, Selasa (16/12/2025).
Dikatakannya, sesuai dengan target awal pembangunan huntara bagi korban longsor Situkung, Pandanarum, tahun 2025 ini ditarget dapat menyelesaikan 50 unit huntara. Namun, dengan kondisi lahan dan cuaca, target tersebut belum bisa dipastikan.
“Kita terus kejar agar target 50 unit bisa selesai di tahun 2025 ini,” katanya.
Terkait dengan beberapa kendala, Aji menyebutkan jika kebutuhan huntara bagi korban longsor Situkung, Pandanarum ini jauh lebih besar. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Badan Geologi menetapkan 214 keluarga wajib direlokasi dari zona bahaya longsor Pandanarum. Namun pembangunan dilakukan bertahap, sambil menyiapkan lahan tambahan agar seluruh penyintas dapat tertampung.
“Kita terus berupaya sesuai dengan rekomendasi geologi, yang pasti sampai saat ini ada juga warga yang memilih untuk melakukan relokasi mandiri. Jumlahnya sekitar 47 keluarga. Untuk lokasi relokasi mandiri ada di jarak aman, atau sekitar 500 meter dari titik bencana,” katanya.
Seperti diketahui, pembangunan huntara yang dilakukan oleh pemerintah daerah berada di wilayah Desa Pandanarum dengan jarak sekitar 1,5 kilometer dari pusat longsor. Lokasi huntara ini juga sudah mempertimbangkan keamanan geologi dan akses logistik.
Dari catatan yang ada, saat ini total penyintas korban longsor Situkung Pandanarum mencapai 586 jiwa dari 214 keluarga, sehingga pemenuhan kebutuhan dasar tetap menjadi prioritas.
“Kebutuhan yang saat ini masih mendesak, antara lain peralatan dapur dan perlengkapan masak seperti penanak nasi listrik. Ini terus kami koordinasikan untuk pemenuhannya,” katanya.
Melihat kondisi tersebut, maka percepatan pembangunan harus dilakukan untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan warga terdampak. Sebab pihaknya lebih mengutamakan keselamatan warga.