SERAYUNEWS – Paskah 2025 kembali menyapa umat Kristiani dengan pesan pengharapan dan kemenangan.
Perayaan ini bukan sekadar seremonial, melainkan momentum untuk merenungkan arti pengorbanan dan kebangkitan Yesus Kristus.
Dalam tradisi Gereja Katolik dan Kristen secara umum, Paskah adalah peringatan akan kebangkitan Sang Juru Selamat setelah wafat di kayu salib demi menebus dosa umat manusia.
Melalui puisi, umat diajak menyelami makna Paskah dengan cara yang indah dan menyentuh.
Kata-kata puitis tak hanya menjadi ungkapan syukur, tetapi juga sarana refleksi yang mendalam terhadap iman dan kasih Allah.
Berikut ini 6 puisi Paskah 2025 yang bisa dibacakan saat perayaan, ibadah keluarga, atau dijadikan renungan pribadi.
Di atas kayu yang tak bersuara,
Tergantung kasih yang menderita.
Luka demi luka Ia tanggung,
Demi dunia yang sering lupa berlutut.
Tiga hari dalam sunyi
Lalu terang mengalahkan gelap,
Batu terguling oleh kuasa kasih,
Bangkitlah Dia—tak terkalahkan!
Inilah harapan:
Di setiap duka ada cahaya,
Di setiap akhir ada awal
Bersama Kristus yang hidup selamanya.
Puisi ini menggambarkan kekuatan kasih Kristus yang bangkit melampaui maut, memberikan harapan bagi umat manusia.
Salib itu bukan akhir,
Ia awal dari kehidupan baru.
Bukan sekadar penderitaan,
Tapi jalan menuju keselamatan.
Setiap tetes darah-Nya
Menyirami tanah hati manusia,
Tumbuhlah iman,
Mekarlah pengharapan.
Kini kita berjalan,
Tak lagi dalam kegelapan.
Sebab Dia telah hidup,
Dan kita pun dihidupkan.
Puisi ini cocok dijadikan bahan refleksi dalam misa malam Paskah atau renungan pribadi di masa Paskah.
Tiga hari yang sunyi,
Tiga hari yang penuh tanya.
Di antara air mata dan doa
Tertanam janji tak tergoyahkan.
Dia yang turun ke alam maut
Tak tertahan oleh kubur.
Janji-Nya setia:
“Aku akan bangkit!”
Dan Dia menepatinya—
Memberi hidup yang kekal,
Untukmu, untukku,
Untuk dunia yang percaya.
Puisi ini mengajak umat untuk mempercayai janji Tuhan yang selalu ditepati, bahkan melampaui kematian.
Pagi itu,
Kubur-Nya kosong.
Tapi hati para murid
Dipenuhi sukacita yang utuh.
Tak ada lagi rasa kehilangan,
Hanya ada penggenapan kasih.
Yesus telah bangkit!
Dan bersamalah kita dalam hidup.
Bukan sekadar kisah
Tapi kebenaran yang menyentuh jiwa.
Kubur kosong itu bukti
Bahwa kasih-Nya tak pernah mati.
Puisi ini pas untuk dibacakan dalam liturgi pagi Paskah atau sebagai bagian dari pertunjukan seni rohani.
Kala dunia hening,
Dan harapan seolah padam,
Allah bekerja dalam sunyi
Membalikkan akhir menjadi awal.
Tak semua bisa dimengerti,
Tapi iman berjalan dalam percaya.
Sebab walau malam panjang,
Fajar Paskah pasti menyingsing.
Ia yang mati tak tinggal diam,
Ia hidup, dan memanggil kita:
“Bangkitlah, seperti Aku bangkit!”
Hidupmu pun tak sia-sia.
Puisi ini memberi kekuatan bagi yang sedang berjuang, mengingatkan bahwa Tuhan bekerja bahkan saat tak terlihat.
Aku tak melihat salib itu,
Tapi aku merasakan kasih-Nya.
Aku tak menyentuh kubur itu,
Tapi aku percaya kuasa-Nya.
Paskah bukan hanya peristiwa,
Tapi kehidupan yang terus tumbuh.
Dalam setiap kasih yang dibagikan,
Dalam setiap pengampunan yang diberikan.
Biarlah Paskah tinggal di hatiku,
Menjadi nyala dalam perjalanan.
Karena Dia hidup,
Maka aku pun hidup—dalam kasih yang kekal.
Puisi ini sangat cocok dijadikan refleksi pribadi, menekankan pentingnya Paskah sebagai bagian dari hidup sehari-hari.
Perayaan Paskah 2025 bukan sekadar mengenang peristiwa dua ribu tahun silam. Ini adalah ajakan untuk mengalami kembali keajaiban kebangkitan dalam kehidupan kita saat ini.
Melalui puisi, kita belajar menyentuh makna terdalam dari salib dan kemenangan Yesus. Mari jadikan Paskah sebagai waktu untuk merenung, memperbarui iman, dan membagikan kasih yang telah kita terima dari Tuhan.
Semoga puisi-puisi Paskah 2025 ini menginspirasi dan memberi kekuatan dalam perjalanan iman Anda.
***