SERAYUNEWS-Mantan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh wafat pada Jumat (4/7/2025) siang. Jaksa Agung saat ini ST Burhanuddin pun mengucapkan bela sungkawa seperti terlihat di Instagram Kejaksaan Agung.
“Jaksa Agung dan jajaran menghaturkan duka mendalam. Semoga Allah memberikan ampunan dan menempatkan beliau di tempat terbaik,” tulis Jaksa Agung di Instagram Kejaksaan Agung.
Abdul Rahman Saleh menjadi Jaksa Agung di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Arman, begitu biasa disapa, menjadi Jaksa Agung pada 2004 sampai 2007. Arman memiliki perjalanan hidup yang beragam.
Dia pernah menjadi wartawan yang bertugas di Kejaksaan Agung. Tapi kemudian setelah tahun-tahun berlalu, dia bahkan menjadi pemimpin tertinggi di Kejaksaan Agung. Arman juga pernah menjadi anggota KPU di awal Reformasi. Dia juga pernah menjadi hakim agung.
Salah satu yang membuat namanya mencuat adalah saat menjadi hakim agung di Mahkamah Agung. Dia berbeda pendapat dalam kasus dugaan korupsi yang menjerat Akbar Tanjung, Ketua DPR kala itu. Akbar Tanjung memang divonis bebas dalam kasus terkait Bulog, tapi Arman yang merupakan salah satu majelis hakim perkara itu, memutuskan memiliki pendapat berbeda dan menyatakan Akbar Tanjung bersalah. Tapi sekali lagi, karena majelis hakim lain memutuskan Akbar Tanjung tak bersalah, maka politikus Golkar tersebut bebas.
Arman juga pernah menjadi bagian dari Lembaga Bantuan Hukum, sebuah lembaga hukum yang sering memperjuangkan masyarakat. Lembaga hukum yang sering membantu mereka yang tertindas.
Namun, satu hal yang mungkin agak lain adalah bahwa Arman juga merupakan bintang film. Dalam beberapa film dia adalah aktor utama. Cerita Arman menjadi bintang film dia akui sendiri dalam buku “Bukan Kampung Maling, Bukan Desa Ustadz”. Buku itu adalah kisah kehidupan Arman yang dilaunching tahun 2008, setelah dia tak lagi menjadi Jaksa Agung.
Dalam buku itu, Arman menceritakan bagaimana dia bisa menjadi bintang film. Dia bercerita, semasa di kuliah di Yogyakarta, Arman berteman dengan beberapa dramawan terkemuka seperti WS Rendra, Putu Wijaya, Amak Baldjun. Dia pun sempat berteater kala itu. Jadi dunia seni peran adalah hal yang tidak asing baginya.
Jalan hidup kemudian memang tidak ada yang tahu. Pada tahun 1976, Arman yang bekerja di LBH sengaja nongkrong untuk bertemu dengan temannya yakni pemimpin redaksi Majalah Violeta, Zaenal Abdi. Dalam perbincangan itu ada juga SM Ardan yang sastrawan Betawi. Tetiba, sekretaris redaksi Majalah Violeta Yani Siregar mengabari Arman. Kabarnya adalah sutradara Bobby Sandy membutuhkan aktor untuk jadi bintang film.
Lalu, Yani menawari Arman. Arman yang memang getol dengan sastra dan teater mengiyakan tawaran. Kemudian, melalui telepon, Arman berbicara dengan Bobby Sandy. Di sore itu juga Arman langsung syuting film Laki-laki dalam Pelukan. Arman berperan sebagai pengacara. Duet mainnya adalah Rae Sita.
Oiya, Rae Sita adalah aktris yang terkemuka di dekade 70-an. Salah satu film yang mengangkat namanya adalah Cintaku di Kampus Biru bersama Roy Marten.
Kembali ke Arman. Tak hanya sekali dia bermain film. Setelahnya dia juga bermain film. Bahkan, dalam film Sunan Gunung Jati, Arman menjadi bintang utama. Dia juga jadi pemeran utama dalam film Cubit-cubitan bersama pedangdut Elvi Sukaesih. Pria kelahiran Pekalongan 1 April 1941 itu juga bermain dalam film Opera Jakarta, Kabut Sutra Ungu, Petualang-Petualang.