
SERAYUNEWS–PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 5 Purwokerto tak main-main dalam menghadapi Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Sejak dua bulan sebelum masa angkutan, berbagai langkah antisipasi telah dipersiapkan, khususnya untuk menghadapi potensi bencana alam di sejumlah titik rawan jalur kereta api.
Vice President KAI Daop 5 Purwokerto, Mohamad Arie Fathurrochman, mengatakan pihaknya telah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana jauh hari sebelum Nataru. Pemetaan tersebut dilakukan dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait.
“Kami sudah memetakan, artinya sebelum persiapan Nataru 2025/2026 sudah kami persiapkan dua bulan ke belakang. Ada pemetaan daerah rawan bencana, kami bekerja sama dengan stakeholder, Dishub, BMKG, instansi pemerintah lainnya yang menangani di bidang kebencanaan, termasuk BNPB dan Basarnas,” kata dia, Kamis (18/12/2025).
Di wilayah Daop 5 Purwokerto, terdapat tiga lokasi yang mendapat perhatian khusus. Pertama, di jalur Lebeng hingga Banjar (Jawa Barat) yang dinilai memiliki kontur tanah berpotensi longsor meski belum pernah terjadi sebelumnya.
Lokasi kedua berada di Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, yang dipantau ketat berkaca dari kejadian banjir pada periode sebelumnya. Sementara lokasi ketiga berada di lintas Prupuk–Linggapura, Kabupaten Brebes, akibat adanya gerusan Sungai Kali Pedes yang mendekati jalur rel.
“Untuk Prupuk–Linggapura, penanganan juga sudah dilakukan bersama Balai Teknik Perkeretaapian agar gerusan tidak sampai ke jalur kereta api,” ujarnya.
Tak hanya pemetaan, KAI Daop 5 juga menambah personel di daerah rawan serta mengintensifkan pemeriksaan jalur. Pemeriksaan ekstra dilakukan bahkan sebelum bencana terjadi, terutama saat hujan lebat atau ketika ada peringatan dini dari BMKG.
“Ketika ada prediksi BMKG, kami langsung broadcast dan menyiapkan pemeriksaan ekstra untuk memantau kondisi jalur,” katanya.
Untuk mendukung pengamanan tersebut, KAI Daop 5 Purwokerto menyiapkan 58 petugas ekstra, yang terdiri dari 50 Petugas Pemeriksa Jalur (PPJ), 5 Petugas Penjaga Jalur Lintasan (PJL), serta 3 Petugas Penjagaan Dapsus (PJD).
Langkah ini diharapkan mampu memastikan perjalanan kereta api selama libur Nataru tetap aman, lancar, dan nyaman bagi masyarakat.