SERAYUNEWS – Dunia maya kembali dibuat gempar dengan kabar mengejutkan dimana Skype, salah satu pelopor layanan komunikasi berbasis video di dunia digital, secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan operasionalnya.
Keputusan ini tentu meninggalkan kesan mendalam bagi para pengguna setianya, mengingat aplikasi ini telah hadir dan menemani aktivitas komunikasi online selama lebih dari dua dekade.
Skype bukan sekadar aplikasi biasa—ia adalah simbol awal revolusi komunikasi berbasis internet.
Diluncurkan pertama kali pada tahun 2003, Skype langsung mencuri perhatian pengguna di seluruh dunia dengan fitur panggilan suara dan video yang kala itu masih langka.
Pada puncak popularitasnya sekitar tahun 2010-an, Skype berhasil meraih lebih dari 300 juta pengguna aktif, menjadikannya platform utama untuk berkomunikasi jarak jauh.
Meskipun bukan aplikasi pertama dalam kategori video conference, Skype menjadi nama yang langsung diidentikkan dengan teknologi tersebut.
Bahkan, istilah “Skype-an” sempat menjadi bahasa sehari-hari untuk menggambarkan aktivitas melakukan video call.
Melalui unggahan terbaru di akun resmi X (dulu Twitter), Skype mengonfirmasi bahwa mereka akan berhenti beroperasi secara bertahap mulai 5 Mei 2025.
Pengguna pun diminta untuk beralih menggunakan platform lain, khususnya Microsoft Teams, yang kini menjadi prioritas utama perusahaan induknya, Microsoft.
Pengumuman ini jelas mengejutkan banyak pihak, terlebih bagi mereka yang masih mengandalkan Skype untuk kebutuhan komunikasi pribadi maupun profesional.
Namun, keputusan ini tidak diambil secara tiba-tiba—ada alasan strategis di baliknya.
Melansir dari berbagais umber, seiring berjalannya waktu, pasar layanan komunikasi digital menjadi semakin kompetitif.
Aplikasi-aplikasi seperti WhatsApp, Zoom, dan terutama Microsoft Teams mulai mengambil alih pangsa pasar yang dulu dikuasai oleh Skype.
Zoom populer di masa pandemi, sementara Teams menawarkan integrasi langsung dengan ekosistem Microsoft 365 yang digunakan oleh banyak perusahaan.
Microsoft, sebagai pemilik Skype sejak mengakuisisinya pada tahun 2011, akhirnya memutuskan untuk menyederhanakan layanannya.
Fokus diarahkan ke Teams, yang dinilai lebih relevan dan memiliki potensi besar dalam mendukung komunikasi serta kolaborasi profesional di era kerja hybrid saat ini.
Dengan kata lain, penutupan Skype merupakan bagian dari strategi konsolidasi layanan komunikasi oleh Microsoft, agar tidak terjadi tumpang tindih fungsi antarplatform dalam satu ekosistem.
Berdasarkan pantauan SerayuNews.com di laman resmi Skype, Selasa (6/5), saat ini situs tersebut menampilkan ajakan terbuka kepada seluruh pengguna untuk mulai menggunakan Microsoft Teams.
Microsoft menjanjikan proses transisi yang mulus, di mana pengguna Skype dapat masuk ke Teams menggunakan kredensial yang sama seperti sebelumnya.
Tidak hanya itu, kontak, riwayat percakapan, dan data penting lainnya juga akan dipindahkan ke akun Teams.
Microsoft memberikan waktu hingga Januari 2026 bagi pengguna untuk menyelesaikan proses migrasi tersebut, sebelum Skype benar-benar ditutup secara permanen.
Keputusan menutup Skype memang terasa sentimental, terutama bagi pengguna lama yang telah merasakan masa kejayaannya.
Namun, dalam dunia teknologi yang terus berkembang, perubahan adalah hal yang tidak terelakkan.
Microsoft memilih untuk beradaptasi dengan kebutuhan masa kini melalui Microsoft Teams, dan meninggalkan Skype sebagai bagian penting dari sejarah.
Dan bagi Anda yang masih menggunakan Skype, kini bisa mulai beralih serta memastikan semua data penting telah dipindahkan sebelum batas waktu yang ditentukan.
Era Skype memang telah usai, tetapi inovasi komunikasi kemungkinan bakal tetap berlanjut.***