SERAYUNEWS – Di tengah gencarnya perkembangan teknologi kripto, satu aplikasi mencuri perhatian banyak pengguna: World App. Lantas, apa kegunaan dari aplikasi tersebut?
Aplikasi ini menjadi pintu masuk ke ekosistem Worldcoin, proyek ambisius yang menjanjikan sistem identitas global berbasis teknologi blockchain dan biometrik.
Namun, di balik janji keuntungan dan kemudahan akses, muncul pertanyaan penting: seberapa aman memindai retina mata Anda untuk mendapatkan uang digital?
Artikel ini mengajak Anda menyelami kegunaan World App dan risiko dari teknologi pemindaian retina yang digunakannya.
World App adalah aplikasi dompet kripto yang memungkinkan Anda mengelola identitas digital yang disebut World ID, menyimpan aset digital, serta mengakses berbagai layanan berbasis blockchain.
Salah satu fitur andalannya adalah kemampuan untuk mengklaim Worldcoin (WLD), token digital asli dari proyek Worldcoin.
Namun, agar bisa menerima token tersebut, Anda perlu melakukan verifikasi identitas melalui scan retina mata menggunakan perangkat yang disebut Orb.
Inilah yang kemudian memicu kontroversi, terutama terkait keamanan data pribadi pengguna.
Pemindaian retina merupakan proses pengenalan biometrik yang memanfaatkan teknologi inframerah untuk menangkap pola unik di bagian belakang mata Anda.
Karena pola retina bersifat individual dan tidak berubah seiring waktu, teknologi ini dianggap sebagai salah satu sistem autentikasi paling aman di dunia.
Secara medis, proses ini tergolong aman dan tidak menimbulkan efek samping. Tapi yang jadi sorotan adalah bagaimana data biometrik yang terkumpul dan digunakan. Di sinilah risiko mulai muncul.
Meski terdengar futuristik dan canggih, penggunaan data biometrik seperti retina tidak lepas dari bahaya. Berikut beberapa risiko yang patut Anda pertimbangkan:
1. Data Retina Tidak Bisa Diganti
Jika kata sandi atau nomor PIN Anda bocor, Anda tinggal menggantinya. Tapi tidak demikian dengan data retina. Ini adalah identitas biologis permanen.
Bila data tersebut dicuri atau disalahgunakan, tidak ada cara untuk “reset”. Ini menjadikan data retina sebagai target berharga bagi peretas.
2. Potensi Kebocoran dan Peretasan
Banyak sistem biometrik menyimpan data pada server terpusat. Jika sistem ini kena retas, data pribadi seperti pola retina bisa jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab.
Akibatnya bisa fatal: pencurian identitas, pembobolan akun keuangan, hingga aktivitas ilegal atas nama Anda.
3. Penyalahgunaan oleh Korporasi atau Pemerintah
Transparansi menjadi isu besar dalam penggunaan data biometrik. Tidak semua aplikasi memberikan kejelasan tentang bagaimana dan di mana data Anda tersimpan.
Ada risiko bahwa data dijual ke pihak ketiga, lalu gunakan untuk pengawasan tanpa izin, atau diproses tanpa persetujuan eksplisit Anda.
4. Minimnya Regulasi yang Mengikat
Di Indonesia dan banyak negara lain, perlindungan hukum terhadap data biometrik masih dalam tahap pengembangan.
Ini berarti Anda memiliki sedikit perlindungan jika data retina Anda bocor atau digunakan tanpa izin. Belum ada jaminan bahwa pelanggaran akan ditindak secara hukum yang tegas.
Di Indonesia, kehadiran World App sempat menuai perhatian karena menjanjikan kompensasi uang tunai bagi siapa saja yang bersedia memindai retina mereka.
Penawaran ini terdengar menarik, apalagi di tengah kesadaran masyarakat yang masih rendah soal perlindungan data pribadi.
Namun, karena kekhawatiran terhadap keamanan data, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tahun lalu sempat membekukan izin operasi Worldcoin di Indonesia.
Langkah ini menjadi pengingat bahwa tidak semua inovasi teknologi bisa langsung Anda terima tanpa evaluasi ketat.
Jawabannya tergantung pada tingkat pemahaman dan kesadaran Anda terhadap risiko data pribadi.
Jika Anda memutuskan untuk menggunakan World App dan memindai retina, pastikan Anda tahu ke mana data itu tersimpan, bagaimana cara kerjanya, dan apakah Anda bisa mencabut izin kapan saja.
Untuk saat ini, Worldcoin mengklaim bahwa data biometrik pengguna dienkripsi dan tidak disimpan dalam bentuk mentah. Namun, klaim tersebut tetap perlu Anda awasi secara ketat oleh pihak independen.
Sebelum memutuskan bergabung, Anda sebaiknya menimbang manfaat finansial jangka pendek dengan risiko jangka panjang terhadap privasi dan identitas Anda.***