SERAYUNEWS – Media sosial, khususnya TikTok, kembali menghadirkan tren unik yang mencuri perhatian warganet. Kali ini, giliran tagar dan narasi ‘Finding Safno’ yang viral.
Tren ini muncul setelah seorang konten kreator bernama Dilan Janiyar membeberkan kisah pahit rumah tangganya yang kandas akibat perselingkuhan.
Dilan mengaku bahwa mantan suaminya, Safnoviar Tiasdi atau Safno, telah berselingkuh dan bahkan membiayai para selingkuhannya dengan uang miliknya.
Pengakuan ini menyebar cepat dan menimbulkan gelombang simpati serta kemarahan dari publik.
Dari sinilah ungkapan ‘Finding Safno’ mulai muncul sebagai bentuk sindiran sekaligus pencarian virtual terhadap sosok yang dianggap menghilang setelah kabar tersebut beredar.
Banyak warganet kemudian membuat video dengan latar jalanan kota Yogyakarta, kota asal Safno. Mereka seakan-akan sedang “berburu” keberadaan Safno.
Dalam video-video tersebut, muncul kalimat-kalimat seperti “Jauh-jauh ke Jogja cuma pengen ikut Finding Safno,” yang menambah nuansa komedi dalam tren ini.
Fenomena ini menjadi semacam ekspresi kolektif dari rasa ketidaksetujuan publik terhadap tindakan yang dianggap sebagai bentuk pengkhianatan.
Menariknya, beberapa warganet bahkan merekam orang-orang acak yang sekilas mirip dengan Safno, lalu menyebut mereka sebagai “penemuan” terbaru dalam misi Finding Safno.
Artis dan konten kreator ternama pun tak ketinggalan ikut dalam tren ini. Istri Denny Cagur, misalnya, juga turut membuat konten bernuansa Finding Safno dan menyemarakkan atmosfer lucu yang menyelimuti isu panas ini.
Tak cukup sampai di situ, tren Finding Safno berkembang menjadi meme aneh dan absurd khas genre “brainrot”.
Salah satu akun TikTok yang terkenal dengan konten humor surealis, @noxaasht, bahkan menggambarkan Safno sebagai pria yang berubah menjadi burung merpati akibat dikutuk oleh “Majelis Bunda-bunda penuh amarah”.
Narasi yang dibangun dalam meme ini menggambarkan Safno sebagai sosok manis di luar namun laknat di dalam.
Dalam cerita fiktif tersebut, setelah ketahuan selingkuh, tubuhnya mulai berubah: tangan menjadi sayap, kaki menjadi cakar, dan sosoknya pun lenyap dari dunia manusia.
Gaya penyampaian yang dramatis, lengkap dengan narasi dongeng dan efek visual absurd, membuat meme ini cepat viral dan menjadi bagian dari humor kolektif warganet.
Meski tren ini mengundang tawa, ada sisi lain yang perlu Anda renungkan. Media sosial memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini publik.
Dalam waktu singkat, seseorang bisa menjadi tokoh utama dalam narasi besar yang dibuat oleh netizen, baik dalam bentuk pujian maupun kecaman.
Kasus Finding Safno adalah salah satu contoh bagaimana konflik rumah tangga bisa berubah menjadi fenomena nasional, bahkan global, berkat campur tangan media sosial.
Di satu sisi, ini menunjukkan betapa publik tertarik dengan drama personal. Di sisi lain, ini juga bisa menimbulkan tekanan psikologis yang berat bagi individu yang menjadi pusat perhatian.
Fenomena ini mengingatkan kita agar lebih bijak dalam mengonsumsi dan membagikan konten di media sosial.
Anda mungkin merasa terhibur dengan video atau meme tertentu, namun perlu diingat bahwa ada orang yang kehidupannya sedang terguncang di balik semua itu.
Ada beberapa faktor yang membuat Finding Safno cepat menyebar. Pertama, kisah perselingkuhan selalu menarik perhatian publik, apalagi jika melibatkan tokoh media sosial.
Kedua, penggunaan humor dan format video pendek di TikTok membuat pesan mudah dipahami dan cepat menyebar. Ketiga, keterlibatan figur publik menambah daya tarik tren ini.
Selain itu, kreativitas warganet Indonesia dalam membuat konten parodi, meme, dan narasi fiksi turut memperpanjang umur viralnya Finding Safno.
Ini bukan sekadar gosip selebgram, tetapi juga refleksi dari dinamika sosial di era digital, di mana siapa pun bisa menjadi pusat perhatian dalam sekejap.
Kesimpulan
Finding Safno bukan hanya soal pencarian terhadap seseorang yang menghilang, melainkan simbol dari bagaimana media sosial merespons ketidakadilan versi publik.
Fenomena ini menggabungkan humor, sindiran, dan empati dalam satu paket viral yang tak terduga. Sebagai pengguna media sosial, Anda memiliki peran dalam menjaga ekosistem digital tetap sehat.
Hiburan boleh saja, tapi jangan lupa untuk tetap mengedepankan etika dan empati terhadap sesama. Sebab, di balik tawa dan meme, ada kehidupan nyata yang sedang berjalan.***