SERAYUNEWS – Sejumlah petani di wilayah Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal banyak yang mengeluh banyaknya jaringan irigasi yang dangkal. Keluhan itu disampaikan Warip, kepada Anggota DPRD Kabupaten Tegal Abu Suud saat acara Reses di Desa Setu Kecamatan Tarub, beberapa waktu lalu.
Warip merupakan salah satu petani dari Desa Bulakwaru Kecamatan Tarub. Menurutnya, mulai dari Desa Karangjati hingga Desa Bulakwaru, banyak jaringan irigasi yang rusak dan dangkal. Sehingga para petani kerap kesulitan air. Terlebih pada musim tanam ke 2 dan 3, petani harus rela mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk menyewa mesin pompa air.
“Kalau irigasi mampet, terpaksa kami menyedot air. Kami harus mengeluarkan biaya lagi,” keluh Warip.
Dia berharap, jaringan irigasi tersier itu supaya dinormalisasi. Sebab jaringan tersebut tidak hanya mengairi lahan pertanian di wilayah Tarub, tapi juga ke Desa Karangwuluh Kecamatan Suradadi.
Luas lahan pertanian yang mengandalkan jaringan tersebut sekitar 100 hektare. Sejauh ini, para petani acapkali meminta ke pemerintah daerah agar jaringan irigasi itu dinormalisasi.
“Tapi sampai sekarang belum ada realisasinya,” sambungnya.
Menurut Warip, keluhan petani tidak hanya jaringan irigasi yang dangkal, tapi Sungai Cacaban juga sudah terkikis dan mengalami pendangkalan. Dia berharap, sungai yang membentang di wilayah Tarub itu supaya dinormalisasi.
“Kami benar-benar butuh perhatian dari pemerintah, selama ini kita seperti diabaikan,” ucapnya.
Sementara, Anggota DPRD Kabupaten Tegal Abu Suud mengaku bakal menyampaikan aspirasi tersebut kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal.
Dirinya tak menampik, di wilayah Kecamatan Tarub memang banyak jaringan irigasi yang rusak dan dangkal. Sehingga air irigasi tidak mengalir lancar.
“Nanti akan kami sampaikan ke dinas terkait,” kata Sekretaris Fraksi Gerindra ini.