SERAYUNEWS – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terus mengintensifkan berbagai inisiatif pendidikan politik untuk masyarakat, khususnya pemilih pemula. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas demokrasi menjelang Pemilu 2029.
Ketua Bawaslu Kabupaten Banyumas, Imam Arif Setiadi, menjelaskan bahwa setelah Pemilu 2024, mereka telah fokus pada digitalisasi seluruh arsip kepemiluan. “Seluruh data, termasuk informasi pelanggaran dan sengketa pemilu, kini terdigitalisasi penuh. Ini demi efisiensi dan transparansi yang lebih baik,” katanya, Senin (21/07/2025)
Dalam persiapan menghadapi Pemilu 2029, Bawaslu Kabupaten Banyumas juga menghidupkan kembali program Desa Pengawasan. Program ini dirancang untuk mendorong peningkatan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat desa dalam memantau proses demokrasi.
Selain itu, program Saka Adiyaksa Pemilu, yang merupakan pendidikan kepemiluan berbasis pramuka, kembali diaktifkan di sekolah-sekolah. Imam Arif Setiadi menyatakan bahwa program ini telah berjalan di empat sekolah dan ditargetkan akan mencakup sepuluh sekolah pada tahun 2025. “Program ini secara khusus menyasar para pemilih pemula agar mereka lebih siap dan bijak dalam menggunakan hak pilihnya,” katanya.
Untuk menjangkau segmen masyarakat yang lebih luas, Bawaslu Banyumas juga menyelenggarakan podcast keliling. Inisiatif ini menargetkan kelompok marginal seperti pedagang dan komunitas akar rumput. Dalam podcast ini, mereka mengundang tokoh masyarakat, pimpinan partai politik, hingga kepala organisasi perangkat daerah untuk berdiskusi mengenai isu-isu seputar pemilu.
“Ini merupakan bagian dari upaya edukasi publik yang terbuka luas. Program pendidikan politik ini juga menjadi bagian dari perencanaan jangka panjang untuk Pemilu 2029, termasuk melalui perekrutan kader pengawasan dan evaluasi mekanisme seleksi penyelenggara pemilu ad hoc yang lebih profesional dan berintegritas,” kata Imam.
Ia berharap masyarakat dapat menjadi pemilih yang cerdas dan kritis, tidak hanya saat hari pencoblosan, tetapi sejak awal tahapan pemilu.
Menurut Imam Arif Setiadi, Bawaslu Kabupaten Banyumas juga merangkul kaum muda untuk terlibat langsung dalam pengawasan pemilu, baik melalui forum-forum kepemudaan maupun jaringan relawan. “Kami berupaya menjadikan pengawasan partisipatif sebagai gerakan kolektif. Masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi objek, melainkan juga subjek aktif dalam demokrasi,” kata Imam.