SERAYUNEWS – Dalam dunia smartphone, dua sistem operasi yang mendominasi pasar adalah iOS dan Android.
Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, tapi satu topik yang sering jadi perdebatan adalah soal keamanan.
Benarkah iOS memang lebih aman dibandingkan Android?
Apple mengembangkan iOS dengan prinsip integrasi vertikal penuh, yang berarti Apple mengontrol penuh baik sisi perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software).
Model ini memungkinkan perusahaan untuk menerapkan kebijakan keamanan yang sangat ketat, termasuk validasi perangkat melalui chip Secure Enclave dan boot chain yang terverifikasi secara kriptografis.
Fitur autentikasi biometrik seperti Face ID dan Touch ID tidak hanya menawarkan kenyamanan, tetapi juga didukung oleh enklaf aman (secure enclave processor/SEP) yang terisolasi dari sistem utama, sehingga mencegah akses tidak sah bahkan dari software sistem itu sendiri.
Selain itu, seluruh data pengguna di iOS dienkripsi menggunakan AES 256-bit, yang hanya dapat diakses jika kombinasi antara kode sandi pengguna dan kunci enkripsi yang tersimpan di SEP berhasil diverifikasi.
Hal Ini menjadikan perangkat iOS tangguh terhadap serangan fisik maupun logis.
Semua aplikasi yang tersedia di App Store harus melewati proses App Review yang ketat dan multi-layered. Proses ini mencakup pemeriksaan statis kode, deteksi API berisiko, dan evaluasi perilaku aplikasi.
Sementara Google Play juga melakukan proses peninjauan, Android mengizinkan sideloading aplikasi (menginstal dari luar Play Store), yang membuka celah besar untuk potensi malware.
Apple merilis patch keamanan secara serentak ke semua perangkat yang masih didukung, tanpa bergantung pada operator seluler atau produsen pihak ketiga.
Sebaliknya, Android mengalami fragmentasi distribusi, karena pembaruan tergantung pada vendor masing-masing seperti Samsung, Xiaomi, atau Oppo.
Hal ini menciptakan ketimpangan keamanan yang serius pada ekosistem Android.
Apple menerapkan prinsip Privacy by Design, di mana sistem didesain sejak awal untuk meminimalkan pengumpulan data pengguna.
Pengguna diberi kontrol granular terhadap izin aplikasi, serta transparansi atas data yang dikumpulkan.
Berbeda dengan Android yang dikembangkan oleh Google—perusahaan yang model bisnisnya berbasis iklan digital—dimana privasi sering kali menjadi kompromi untuk personalisasi layanan.
Aplikasi iOS dijalankan dalam lingkungan sandbox yang sangat ketat, membatasi akses hanya pada data yang benar-benar dibutuhkan.
iOS juga mengimplementasikan fitur seperti ASLR (Address Space Layout Randomization) dan DEP (Data Execution Prevention) untuk mempersulit eksploitasi kerentanan perangkat lunak.
Selain aspek teknis, ekosistem Apple membentuk kultur pengguna yang lebih sadar terhadap privasi dan keamanan digital.
Edukasi ini diperkuat dengan kebijakan privasi yang transparan dan kampanye berkelanjutan yang menekankan pentingnya perlindungan data pribadi.
Meski Android menawarkan fleksibilitas dan kustomisasi, pendekatan keamanan berlapis dan kontrol penuh Apple atas ekosistem iOS membuatnya lebih unggul dalam aspek proteksi data dan mitigasi risiko.
Namun, keamanan tetap merupakan tanggung jawab bersama antara penyedia sistem dan pengguna.
Memahami fitur yang tersedia dan menerapkan kebiasaan digital yang sehat adalah kunci utama dalam menjaga keamanan informasi pribadi Anda.***