SERAYUNEWS– Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di ruas jalan Ayah–Karangbolong, Kebumen, Minggu (29/6/2025), mendadak viral dan menjadi perbincangan hangat publik. Mobil Toyota Fortuner putih bernomor polisi D 1552 FA, yang disebut milik Camat Wanareja, Kabupaten Cilacap, berinisial IA, diduga menabrak sebuah kendaraan keluarga dan langsung menuai kritik tajam di media sosial.
Kecelakaan tersebut pertama kali mencuat setelah diunggah oleh akun Facebook atas nama Jovans Akbar. Dalam keterangannya, ia menyebut bahwa mobilnya terguling akibat Fortuner yang melaju dari arah berlawanan mengambil jalur secara sembrono. Bahkan, sang istri dikabarkan mengalami luka cukup serius berupa retak tulang dada kanan.
Namun, reaksi keras warganet bukan hanya soal kecelakaannya, tapi juga dugaan bahwa pengemudi Fortuner yang diduga pejabat camat itu tidak menunjukkan iktikad baik di lokasi kejadian dan meninggalkan korban begitu saja.
Menanggapi isu yang terus berkembang, Bupati Cilacap, Syamsul Auliya Rachman akhirnya angkat bicara. Ia menegaskan bahwa pihaknya sudah mendapat penjelasan dari Camat Wanareja dan meminta masyarakat tidak serta-merta mempercayai semua informasi di media sosial.
“Intinya Pak Camat sudah laporan, sudah menjelaskan. Tidak semuanya apa yang di dalam berita itu adalah benar,” ujar Bupati saat ditemui, Selasa (1/7/2025).
Menurut Bupati Syamsul, Camat IA telah menyampaikan kronologi secara rinci, bahkan disebut sudah mencoba menyelesaikan masalah secara kekeluargaan dan sesuai aturan. Ia pun mengingatkan pentingnya kehati-hatian, apalagi di era digital saat ini.
“Pak Camat sudah menjelaskan detail, sudah laporan ke kami, terus sudah juga berupaya menyelesaikan secara kekeluargaan, secara aturan hukum,” ujarnya.
“Yang jelas, satu, kita yang namanya sekarang era media sosial harus berhati-hati, lakukan apapun yang dilakukan, walaupun mungkin sedang berbicara pribadi, ya contoh kayak kemarin itu sebenarnya tidak ada istilahnya camat. Dia pribadinya sebagai, apa sebagai pribadi. Tapi yang disayangkan juga disangkutkan. Sebenarnya kalau bicara medsos bisa memilah milih,” sambungnya.
Ia juga mengakui telah memberi peringatan kepada camat agar lebih bertanggung jawab atas apa pun yang dilakukan di luar jam kerja, termasuk ketika menggunakan kendaraan pribadi untuk keperluan keluarga.
“Waktu kemarin laporan sudah kami ingatkan lebih hati-hati dalam melakukan apapun. Termasuk mungkin itu kendaraan saat acara keluarga harus hati-hati. Ketika mungkin terjadi musibah yang tidak diinginkan, harus bertanggungjawab sesuai dengan aturan,” ujarnya.
“(Kejadian) di luar jam dinas, memang untuk kepentingan pribadi dan pada hari libur,” sambungnya.
Viralnya kasus ini menunjukkan betapa kuatnya peran media sosial dalam membentuk opini publik. Namun, di sisi lain, juga menjadi pengingat bahwa kebenaran informasi perlu diuji secara objektif agar tidak menimbulkan fitnah yang berlarut-larut.