SERAYUNEWS – Langit malam akan kembali menyajikan pertunjukan spektakuler pada awal Mei 2025. Yuk, simak cara nonton hujan meteor Eta Aquarid Mei 2025.
Pasalnya, hujan meteor Eta Aquarid, fenomena tahunan yang berasal dari sisa-sisa debu Komet Halley, diperkirakan mencapai puncaknya pada tanggal 5 hingga 6 Mei.
Kabar baiknya, fenomena ini bisa dinikmati dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di langit timur daerah seperti Manado yang memiliki posisi strategis untuk mengamati keindahan ini.
Eta Aquarid adalah salah satu hujan meteor yang paling dinantikan setiap tahun. Fenomena ini terjadi saat Bumi melintasi jalur partikel debu yang ditinggalkan oleh Komet Halley.
Komet legendaris ini terakhir kali mendekati Bumi pada 1986 dan akan kembali muncul pada 2061. Ketika debu-debu ini masuk ke atmosfer, mereka terbakar dan menciptakan kilatan cahaya yang disebut meteor.
Hujan meteor Eta Aquarid aktif sejak 19 April dan akan berlangsung hingga 28 Mei 2025. Namun, puncak aktivitasnya diprediksi terjadi pada malam 5 hingga dini hari 6 Mei.
Menurut kalender astronomi, meteor-meteor ini mulai tampak di langit Indonesia sekitar pukul 01.30 dini hari dan akan terus terlihat hingga menjelang fajar.
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari BRIN, Thomas Djamaluddin, menyatakan bahwa fenomena ini bisa diamati dengan jelas di Indonesia asalkan cuaca cerah dan langit tidak terhalang polusi cahaya.
Konstelasi Aquarius, tempat titik asal meteor ini, akan tampak di ufuk timur, sehingga disarankan untuk menghadap ke arah tersebut saat mengamati.
Pada puncak aktivitasnya, Anda bisa melihat antara 20 hingga 50 meteor per jam jika kondisi langit benar-benar gelap dan cerah.
Jumlah ini bisa lebih rendah bila langit tertutup awan atau jika lokasi pengamatan terlalu terang.
Beberapa meteor akan tampak sebagai kilatan cepat, sementara yang lain bisa meninggalkan jejak cahaya yang bertahan selama beberapa detik.
Tidak banyak yang tahu bahwa Komet Halley tidak hanya menghasilkan hujan meteor Eta Aquarid. Pada bulan Oktober, sisa debu komet ini juga menyebabkan hujan meteor lain, yaitu Orionid.
Jadi, jika Anda melewatkan Eta Aquarid tahun ini, masih ada kesempatan menyaksikan hujan meteor dari “jejak” komet legendaris yang sama dalam beberapa bulan ke depan.
Melihat hujan meteor tidak memerlukan teleskop atau alat bantu optik lainnya. Anda hanya perlu mencari tempat yang gelap, bebas dari cahaya lampu dan pandangan terbuka ke langit. Berikut beberapa tipsnya:
1. Pilih lokasi yang jauh dari lampu kota dan polusi cahaya.
2. Datang lebih awal agar mata bisa beradaptasi dengan kegelapan. Proses adaptasi ini bisa memakan waktu sekitar 20–30 menit.
3. Gunakan alas duduk, kursi lipat, atau kantong tidur agar nyaman saat berbaring menatap langit.
4. Arahkan pandangan ke langit bagian timur, di mana konstelasi Aquarius muncul.
5. Matikan gawai atau hindari menatap layar terang, karena cahaya dari layar dapat mengganggu adaptasi mata.
Menurut NASA, pengamatan terbaik memang terjadi di belahan Bumi Selatan, termasuk Indonesia.
Di wilayah ini, titik asal meteor atau radian berada cukup tinggi di langit, memungkinkan lebih banyak meteor untuk terlihat.
Sementara di Belahan Bumi Utara, meteor Eta Aquarid sering muncul sebagai “earth grazers”, yaitu meteor yang meluncur rendah mendekati cakrawala, sehingga terlihat lebih jarang.
Menonton hujan meteor bisa menjadi kegiatan menyenangkan untuk Anda lakukan sendiri, bersama keluarga, atau teman-teman.
Cukup siapkan perlengkapan sederhana seperti jaket hangat, makanan ringan, dan minuman hangat untuk menemani Anda menyambut fajar.
Jangan lupa untuk mengecek prakiraan cuaca terlebih dahulu agar pengamatan tidak terganggu oleh awan.***