SERAYUNEWS – Pemerintah Kabupaten Cilacap menebar gebrakan baru dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan. Melalui peluncuran Koperasi Merah Putih secara nasional pada Minggu (21/7/2025) di Klaten, Cilacap resmi memantapkan diri sebagai daerah pelopor transformasi koperasi desa modern.
Sebelumnya, sebanyak 284 unit Koperasi Merah Putih sudah lebih dulu aktif sejak 10 Juli 2025. Program ini menjadi strategi jangka panjang Pemkab Cilacap untuk menggerakkan ekonomi rakyat dari desa.
“Koperasi Merah Putih ini dari, oleh, dan untuk masyarakat. Terutama untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan sampai ke tingkat desa,” ujar Bupati Cilacap, Syamsul Auliya Rachman, Selasa (22/7/2025).
Bupati Syamsul menegaskan bahwa program ini bukan sebatas seremoni. Ia menyebut, koperasi menjadi motor penggerak konkret dengan struktur teknis yang melibatkan unsur eksekutif dan legislatif.
Pemkab Cilacap tengah menyusun tim teknis lintas sektor untuk memetakan potensi desa secara spesifik, mulai dari pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, hingga pasar desa.
“Saya sudah menginstruksikan OPD untuk memetakan dulu potensi yang ada. Nantinya OPD-OPD itu tidak hanya berbasis wilayah, tapi menjadi pembina potensi sesuai bidangnya,” jelas Syamsul.
Tak berhenti pada struktur, Pemkab juga membuka peluang kolaborasi dengan pengusaha-pengusaha besar di Cilacap. Mereka akan diajak menjadi mitra atau “orang tua asuh” koperasi desa, demi percepatan pertumbuhan koperasi.
Sinergi juga akan dikembangkan melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini mengandalkan 101 dapur di Cilacap dan akan terkoneksi dengan Koperasi Merah Putih melalui rantai pasok kebutuhan pangan seperti daging, telur, dan sayuran dari petani serta peternak lokal.
Terkait permodalan, koperasi bisa mengakses pinjaman dengan plafon mencapai Rp5 miliar. Namun, Syamsul menegaskan bahwa ini bukanlah hibah yang langsung diberikan tanpa proses.
“Perbankan tetap butuh analisis bisnis yang kuat. Tidak semua usaha bisa langsung disetujui. Maka itu tugas kita membimbing mereka,” tegasnya.
Bupati juga mengingatkan pentingnya menjaga sinergi antara Koperasi, BUMDes, dan pelaku UMKM agar tidak saling tumpang tindih. Ia berharap Koperasi Merah Putih bisa menjadi distributor atau penyedia rantai pasok, bukan pesaing langsung warung kecil.
“Koperasi jangan sampai justru mematikan ekonomi kecil. Kalau BUMDes sudah sembako, ya Koperasi bisa fokus ke distribusi atau produk lain. Harus saling melengkapi,” katanya.
Dengan skema matang, keterlibatan semua pihak, serta peta potensi lokal yang rinci, Pemkab Cilacap optimistis bahwa Koperasi Merah Putih akan menjadi model koperasi modern berbasis desa yang mampu: