SERAYUNEWS- Berikut ini informasi tentang ciri-ciri makanan yang mengandung minyak babi. Dalam dunia kuliner, lard sering digunakan karena memberikan tekstur renyah dan rasa gurih pada makanan.
Namun, bagi sebagian masyarakat, terutama umat Muslim, konsumsi produk yang mengandung minyak babi dilarang karena alasan agama.
Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk mengetahui ciri-ciri makanan yang mungkin mengandung minyak babi agar dapat membuat pilihan yang sesuai dengan keyakinan dan kebutuhan mereka.
Ayam Goreng Widuran, yang telah berdiri sejak 1973 di Solo, dikenal sebagai salah satu ikon kuliner kota tersebut.
Namun, pada Mei 2025, rumah makan ini menjadi sorotan setelah terungkap bahwa menu kremesan mereka menggunakan minyak babi dalam proses pengolahannya.
Pengakuan ini disampaikan oleh salah satu karyawan, Nanang, yang menyatakan bahwa minyak babi hanya digunakan untuk menggoreng kremesan, sementara ayam goreng digoreng dengan minyak nabati premium.
Meskipun demikian, banyak konsumen merasa kecewa karena tidak ada informasi yang jelas ketidakjujuran terhadap konsumen yang mengharapkan kehalalan produk yang mereka konsumsi.
Makanan yang digoreng atau dipanggang dengan minyak babi cenderung memiliki tekstur yang lebih renyah di luar namun tetap lembut di dalam.
Hal ini disebabkan oleh titik leleh lard yang tinggi, memungkinkan adonan tetap terpisah saat dipanggang, menghasilkan lapisan yang flaky dan renyah.
Minyak babi mengandung asam glutamat yang tinggi, memberikan rasa umami atau gurih yang khas pada makanan.
Makanan yang mengandung lard sering kali memiliki rasa yang lebih kaya dan mendalam dibandingkan dengan yang dimasak menggunakan minyak nabati.
Lard memiliki aroma yang netral hingga sedikit beraroma daging babi, tergantung pada proses pemurniannya.
Makanan yang mengandung minyak babi mungkin memiliki aroma khas yang berbeda dari makanan yang dimasak dengan minyak nabati.
4. Label Produk
Pada produk kemasan, periksa label untuk istilah seperti “lard”, “animal fat”, atau kode aditif makanan seperti E471, E472, E481, dan E482, yang bisa berasal dari lemak hewani termasuk babi.
Kasus penggunaan minyak babi dalam makanan yang tidak sesuai dengan label atau klaim halal dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.
Oleh karena itu, konsumen sebaiknya:
Dengan meningkatnya kesadaran dan kewaspadaan, konsumen dapat lebih terlindungi dari konsumsi produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau keyakinan mereka.***