SERAYUNEWS-Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Kabupaten Banjarnegara mengalami peningkatan. Bahkan dalam 10 tahun terakhir, terdapat 589 kasus HIV dan AIDS di Banjarnegara.
Jumlah tersebut mengacu pada data sistem informasi yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banjarnegara sejak tahun 2003 dimana kasus HIV pertama kali ditemukan di Banjarnegara hingga tahun 2024 lalu.
Dari jumlah tersebut, 230 penderita meninggal dunia, sedangkan 212 lainnya dalam pengobatan. Sedangkan 174 tidak terlaporkan lebih lanjut, bisa saja di antara jumlah tersebut sudah meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan, dr. Latifa Hesti P mengatakan, adanya kasus tersebut menjadi perhatian dari dinas kesehatan. Dia mengatakan, penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual, menggunakan alat suntik bareng, dan penularan ibu hamil kepada bayinya.
Menurutnya, di Banjarnegara sendiri pada tahun 2024, ditemukan 88 kasus HIV. Fari jumlah tersebut 86 korban sudah dalam pengobatan. Sementara, dua kasus hilang kontak dan tidak lagi ditemukan alamatnya, sehingga tidak dilakukan pengobatan.
“Bisa saja dua kasus ini pindah ke luar kota, tetapi kami berharap jika pindah ke kota lain juga mendapatkan pengobatan. Karena, jika tidak diobati akan menjadi sumber penularan,” ujarnya, Selasa (8/4/2025).
Dikatakannya, sebenarnya HIV masih dapat diobati, untuk itu apabila ditemukan HIV itu harus segera diobati secara benar, saat ini obat sudah ada di Puskesmas dan bisa melayani, dan diharapkan penderita HIV mau mengobati dirinya agar bisa survive.
Selain itu, dia juga mengimbau masyarakat jangan ada stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV, karena HIV tidak bisa menular melalui jabat tangan, makan bareng, atau bermain bersama. HIV hanya bisa menular melalui darah, hubungan seksual, penggunaan jarum bersama pengidap, maupun dari ibu hamil kepada anak yang dikandungnya.
Bagi penderita HIV, dia meminta untuk tetap melakukan pengobatan rutin, sehingga penderita tidak sampai pada AIDS. Sebab, pengobatan masih bisa dilakukan selama penderita masih dalam kondisi baik, AIDS sendiri bisa terjadi karena adanya penurunan daya tahan tubuh.
“Kalau masih HIV bisa diobati, tetapi jika sudah komplikasi apalagi sudah AIDS itu akan sulit dalam pengobatan. AIDS itu sudah terjadi penurunan daya tahan tubuh sehingga penyakit sudah banyak di situ, makanya jika sudah kena HIV segera minum obat. Sehingga, dia bisa tetap survive dan beraktivitas seperti orang normal,” katanya.
Diperoleh informasi, mendasar pada data di Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, kasus HIV pertama kali ditemukan di Banjarnegara terjadi pada tahun 2003. Sejak saat itu jumlah kasus terus bertambah. Tahun 2023 tercatat sebagai tahun dengan temuan tertinggi, yakni 97 kasus baru.
Ironisnya, tren dalam lima tahun terakhir, peningkatan kasus justru terjadi pada kelompok laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL). Sementara, kasus dari wanita pekerja seks atau kelompok lain jumlahnya jauh lebih sedikit.
Untuk itu, dinas kesehatan terus melakukan upaya untuk menjangkau komunitas berisiko tersebut dengan melakukan pemeriksaan secara rutin. Tim yang ada terus melakukan upaya dari hulu hingga ke hiling dalam menjangkau populasi berisiko melalui Kelompok Pendukung Sebaya (KPS).
Langkah DKK Dalam Tes HIV
Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara menyediakan layanan tes HIV yang dapat diakses oleh masyarakat secara gratis dan rahasia. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara pada jam kerja. Layanan pemeriksaan juga bisa diakses warga secara mandiri atau sukarela melalui tiap puskesmas di Kabupaten Banjarnegara.
Dia juga mengatakan agar masyarakat dapat memberikan dukungan moral dan sosial bagi penderita untuk menjalani pengobatan. Sebab, ini sangat penting agar mereka dapat terus melakukan pengobatan dengan antiretroviral (ARV). Pengobatan ini dapat membantu menekan virus dan memperlambat perkembangan Virus, sehingga orang dengan HIV dapat hidup lebih sehat.