SERAYUNEWS – Sebanyak 959 peserta Program Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Batch-3 Tahun 2025 resmi menuntaskan pendidikan dasar militer dan pelatihan manajerial di Sekolah Polisi Negara (SPN) Purwokerto. Dengan selesainya program ini, seluruh peserta ditetapkan sebagai Komponen Cadangan (Komcad) pertahanan negara, Sabtu (12/7/2025).
Upacara penutupan dipimpin Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen Pol Dr. Latif Usman, mewakili Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin. Dalam sambutan tertulisnya, Menhan menyampaikan apresiasi atas semangat dan disiplin peserta selama mengikuti pendidikan.
“Program SPPI adalah kebijakan strategis Presiden RI untuk memperkuat ketahanan nasional. Ini bukan sekadar pelatihan biasa, tetapi langkah nyata menyiapkan SDM unggul dan berkarakter bela negara,” ujar dia.
Komcad SPPI dinilai sebagai garda masa depan pertahanan Indonesia. Selain dibekali kemampuan militer, peserta juga memiliki kecakapan akademik dan kepemimpinan.
“Komcad SPPI adalah elemen strategis menghadapi ancaman pertahanan, baik konvensional maupun non-konvensional, seperti siber, pangan, dan bencana,” ujar Brigjen Latif Usman.
Secara nasional, SPPI Batch-3 diikuti 30.018 peserta yang tersebar di 15 Komando Latihan (Kolat) di seluruh Indonesia. Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan RI bekerja sama dengan TNI, Polri, dan Universitas Pertahanan (Unhan) RI.
SPPI merupakan bagian dari strategi jangka panjang Kemenhan menyongsong Indonesia Emas 2045. Melalui program ini, diharapkan lahir SDM yang tidak hanya memiliki semangat bela negara, tetapi juga disiapkan secara sistematis.
“Kesadaran bela negara tidak cukup dengan semangat, tapi perlu disiapkan secara menyeluruh. Komcad SPPI adalah bentuk nyata dari upaya itu,” kata Menhan dalam sambutan tertulis.
Pendidikan SPPI di SPN Purwokerto berlangsung dua tahap. Pendidikan dasar militer dilaksanakan selama 280 jam pelajaran dari 14 April hingga 11 Juni 2025, dipimpin Dansardik VII/E Jateng, Kombes Pol Joko Pitoyo. Tahap berikutnya adalah pelatihan manajerial selama 299 jam pelajaran dari 12 Juni hingga 12 Juli 2025.
Pelatihan manajerial ini melibatkan berbagai instansi strategis, seperti BPKP, Bank Indonesia, BPOM, Bapanas, Undip, Unhan RI, hingga Kementerian Pertanian.
“Kami mencetak lulusan yang tidak hanya tangguh secara fisik dan mental, tetapi juga andal dalam kepemimpinan, teknologi, dan wawasan pembangunan,” kata Kombes Joko Pitoyo.