SERAYUNEWS – Gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi garam yang terlalu banyak, kurang bergerak, dan diet yang kaya lemak jenuh, menjadi faktor utama peningkatan kasus hipertensi.
Untuk mengatasi kondisi ini, mengubah pola makan adalah langkah krusial yang sangat disarankan. Dua jenis pola makan yang kerap disarankan bagi mereka yang menderita hipertensi adalah diet DASH dan diet Mediterania.
Kedua diet ini telah terbukti secara ilmiah dapat menurunkan tekanan darah serta memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan jantung. Meski memiliki tujuan yang sama, keduanya berbeda dalam pendekatan pemilihan makanan dan gaya hidup.
Diet DASH adalah sebuah rencana makan yang sehat, yang dibuat dengan tujuan membantu mencegah dan mengontrol tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Menurut Mayo Clinic, diet ini terbukti berhasil dalam menurunkan tingkat kolesterol jahat (LDL), yang memiliki hubungan erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Rancangan pola makan dalam diet DASH sangat menekankan pada pembatasan asupan natrium (garam), gula tambahan, dan lemak jenuh, yang banyak terdapat pada daging berlemak dan produk susu yang berlemak tinggi.
Mengenai konsumsi garam, versi standar diet DASH merekomendasikan batas maksimum natrium sebesar 2.300 miligram setiap hari, yang setara dengan kurang lebih satu sendok teh garam dapur. Sedangkan, versi yang lebih ketat membatasi asupan natrium hingga 1.500 miligram dalam sehari.
Menurut Cleveland Clinic, pola makan Mediterania adalah jenis diet yang mendorong orang untuk lebih banyak mengonsumsi makanan berbasis tanaman dan lemak yang baik. Pendekatannya lebih pada kebiasaan makan secara keseluruhan daripada melakukan perhitungan atau aturan yang ketat.
Diet ini diambil dari cara hidup masyarakat di kawasan Mediterania pada pertengahan abad ke-20, yang terbukti memiliki tingkat risiko penyakit jantung yang lebih rendah.
Diet Mediterania menekankan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan minyak zaitun sebagai sumber lemak utama. Selain itu, diet ini juga mencakup konsumsi ikan secara teratur dan jumlah daging merah yang terbatas.
Menurut informasi dari Cleveland Clinic, pola makan Mediterania mengurangi konsumsi lemak jenuh dan lemak trans.
Meskipun tubuh memerlukan sedikit lemak jenuh, terlalu banyak mengonsumsinya dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol yang berbahaya, yang bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah atau aterosklerosis. Di sisi lain, lemak trans tidak memberikan keuntungan kesehatan dan dikenal dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh.
Diet Mediterania mendorong penggunaan lemak tak jenuh yang sehat, termasuk asam lemak omega-3. Lemak tak jenuh memainkan peran dalam meningkatkan kolesterol baik, mendukung fungsi otak, serta membantu mengurangi peradangan.
Kombinasi pola makan yang kaya lemak tak jenuh dan rendah lemak jenuh juga terbukti mendukung pengaturan kadar gula darah dengan lebih baik.
Di samping itu, pola makan ini membatasi asupan natrium dan menghindari konsumsi karbohidrat yang diproses, seperti gula tambahan yang dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan memberikan kalori ekstra tanpa nilai gizi yang memadai. Diet DASH lebih terfokus dan terbukti lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah dalam jangka waktu singkat karena aturan ketatnya mengenai asupan natrium.
Sementara itu, untuk kasus hipertensi dengan risiko kardiovaskular atau gaya hidup jangka panjang, diet Mediterania bisa menjadi pilihan yang lebih fleksibel dan menyenangkan, sekaligus menjaga kesehatan jantung.