SERAYUNEWS- Legenda Rorojongrang kembali menggema lewat pagelaran drama spektakuler yang berlangsung di Auditorium Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto pada Kamis, 12 Juni 2025.
Pertunjukan ini sukses menyedot perhatian ratusan penonton yang antusias menyaksikan kisah klasik Jawa dalam balutan artistik modern.
Kisah legendaris Putri Rorojongrang tokoh cerdas dari Kerajaan Prambanan yang berhasil menolak pinangan Bandung Bondowoso—menjadi inti cerita dalam drama ini.
Dengan perpaduan seni peran, musik tradisional, dan tata panggung yang memukau, pertunjukan ini menyajikan drama penuh emosi, konflik, dan pesan moral.
Khafid tampil sebagai Bandung Bondowoso, sang kesatria sakti. Melanny memerankan Rorojongrang, sementara Aflah memerankan Prabu Baka.
Ketiganya menampilkan akting memukau yang menghidupkan kembali karakter dalam legenda tersebut.
Selain tiga tokoh utama, drama ini melibatkan 39 pemain pendukung, di antaranya Adeliya, Adinda, Afiyatul, Akmal, Alya, Annisa, Arida, Asriatin, Aufa D, Aufa S, Bilqisya, dan lainnya. Mereka berkontribusi besar dalam menyempurnakan setiap adegan.
Pagelaran ini merupakan proyek akhir dari mata kuliah Seni Budaya. Khafid memimpin jalannya produksi sebagai ketua pelaksana, sementara Melanny tak hanya berakting tetapi juga bertugas sebagai sutradara.
Kegiatan ini mendapat arahan langsung dari dosen pengampu, Dr. Fajry Sub’haan Syah Sinaga.
Sejak 13 Maret 2025, para mahasiswa menjalani proses kreatif secara intensif. Mereka menyusun naskah, melakukan latihan rutin, memproduksi properti panggung, serta membangun karakter dengan pendekatan teatrikal.
Tim juga mereka bagi dalam beberapa divisi, seperti artistik, dokumentasi, tata rias, musik, dan promosi.
“Proses ini bukan hanya untuk pertunjukan, tetapi juga untuk membentuk kemampuan kolaboratif mahasiswa dalam berkesenian secara profesional,” ujar Dr. Fajry.
Ia menegaskan pentingnya kegiatan ini dalam menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya lokal.
Auditorium UIN Saizu mereka sulap menjadi kerajaan Prambanan lengkap dengan dekorasi khas Jawa, pencahayaan dramatis, dan properti teatrikal yang kuat.
Suasana magis terasa sejak awal pertunjukan, membuat penonton larut dalam perjalanan cinta dan konflik antara Rorojongrang dan Bandung Bondowoso.
Banyak pemain merupakan pemula yang belum pernah tampil di atas panggung. Namun, berkat latihan intensif dan semangat kebersamaan, mereka berhasil menyuguhkan pertunjukan yang menyentuh hati dan menghibur.
Pagelaran drama Rorojongrang bukan sekadar hiburan, melainkan bentuk nyata dari pelestarian budaya melalui pendekatan akademik.
UIN Saizu membuktikan bahwa perguruan tinggi mampu menjadi ruang kreatif bagi mahasiswa untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya leluhur.
Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, mahasiswa membuktikan bahwa seni budaya Indonesia tetap hidup dan berkembang di tangan generasi muda.
Drama ini bukan hanya mempersembahkan kisah klasik, tetapi juga menginspirasi tentang pentingnya melestarikan jati diri bangsa melalui seni pertunjukan.