
SERAYUNEWS – Dukungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto terbukti mendorong geliat pengembangan Desa Wisata Karangmangu, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap.
Bantuan yang disalurkan berdampak langsung pada kemajuan Wahana Wisata Wanarata, baik dari sisi fasilitas, aktivitas wisata, hingga peningkatan ekonomi masyarakat.
Ketua Pokdarwis Wahana Wisata Wanarata, Suparno, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan nyata yang diberikan Bank Indonesia.
“Pertama kami mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia atas bantuan yang kami terima, mulai dari sarana bermain anak seperti mandi bola, hingga sarana camping,” ujar Suparno saat ditemui di lokasi wisata Wanarata, Desa Wisata Karangmangu, Sabtu (20/12/2025).

Suparno menjelaskan, bantuan berupa tenda dan perlengkapan kemah membuat Wanarata kini mampu mengembangkan wisata camping yang sebelumnya belum tersedia.
“Yang tadinya tidak ada camping ground, sekarang sudah ada tenda dan perlengkapannya. Ini sangat bermanfaat dan bisa menambah pemasukan Wanarata,” jelasnya.
Selain sarana wisata, BI juga memberikan dukungan peralatan kantor berupa laptop dan printer. Fasilitas tersebut dinilai sangat membantu kelancaran pengelolaan dan meningkatkan aktivitas wisata.
“Untuk permainan anak-anak sudah sangat bermanfaat, kantor juga terbantu dengan adanya laptop dan printer. Intinya ini meningkatkan kegiatan-kegiatan di Wanarata, pengunjung senang karena wahananya bertambah,” katanya.
Tak hanya bantuan fisik, Bank Indonesia turut mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui program capacity building. Perwakilan Wanarata bahkan sempat mengikuti pelatihan di Yogyakarta dan Baturraden.
“Itu sangat bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas SDM kami, menambah ilmu dan pengalaman,” ungkap Suparno.

Saat ini, Wanarata berkembang menjadi destinasi wisata terpadu yang menawarkan wahana bermain, outbound, hingga wisata edukasi. Mulai dari edupark, kuliner, kebun edukasi, hingga praktik pertanian seperti tanam padi dan budidaya melon.
“Untuk anak-anak TK, SD, SMP itu outbound, flying fox, dan kemah. Yang paling banyak memang outbound. Kalau dewasa biasanya komunitas, reuni, sampai rapat-rapat dari dinas, pemerintah desa, kecamatan, bahkan kabupaten,” ujarnya.
Dari sektor kuliner, Wanarata menggandeng pelaku UMKM lokal. Beragam produk khas ditawarkan, mulai dari aneka camilan hingga nasi bungkus daun jati yang menjadi favorit pengunjung.
Ke depan, pengelola berkomitmen terus mengembangkan Wanarata agar semakin dikenal luas dan memberi manfaat ekonomi bagi warga sekitar.
“Harapan kami Wanarata terus maju, bermanfaat untuk masyarakat, ada penambahan wahana, dan ke depan ingin bikin kafe atau warung di depan,” tuturnya.
Pengembangan juga difokuskan pada wisata edukasi pertanian, khususnya budidaya melon di greenhouse.
“Sekarang baru satu greenhouse, panennya sekitar 500 pohon dan itu cepat habis, 2–3 hari sudah ludes,” katanya.
Antusiasme masyarakat terhadap Wanarata terus meningkat, terutama saat panen melon bertepatan dengan agenda kegiatan. Selain itu, Wanarata rutin menggelar event tahunan seperti Wanarata Fest pada Juni–Juli dan Pasar Ramadan selama sebulan penuh dengan melibatkan sekitar 50 pelaku UMKM.
“Sekolah-sekolah juga ikut tampil di panggung, ada rebana, akustik, dan hiburan lain. Manfaatnya luar biasa, ekonomi bergerak, masyarakat terhibur,” pungkas Suparno.
Wisatawan menikmati wahana camping ground di area wisata Wanarata Kroya Cilacap. (Ulul Azmi).
Wahana edukasi pertanian Greenhouse budidaya melon. (Ulul Azmi).