SERAYUNEWS – Film Believe: The Ultimate Battle kembali menorehkan prestasi membanggakan. Karya sinema yang sarat makna dan nasionalisme ini sukses meraih penghargaan Best Director atau Penyutradaraan Terbaik di ajang Montreal International Film Festival 2025, Kanada.
Ini merupakan pengakuan internasional atas kualitas penyutradaraan dan kekuatan narasi film yang disutradarai oleh Rahabi Mandra dan Arwin Tri Wardhana.
Festival Film Internasional Montreal sendiri merupakan salah satu ajang film paling bergengsi di dunia. Festival ini tidak hanya menampilkan karya sinema dari berbagai negara, tapi juga menjunjung tinggi nilai keterlibatan dan keaslian dalam penceritaan.
Dengan misi menjadikan film sebagai alat perubahan sosial, Montreal menjadi panggung penting bagi film-film yang berdampak dan menyentuh berbagai lapisan masyarakat.
Sebagai film laga perang terbesar yang diproduksi Indonesia tahun ini, Believe: The Ultimate Battle bukan sekadar menampilkan aksi pertempuran, tetapi menyelami emosi dan perjuangan keluarga para prajurit.
Film ini diangkat dari buku biografi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto yang berjudul Believe – Faith, Dream, and Courage.
Ceritanya mengikuti sosok Agus (diperankan oleh Ajil Ditto) yang tumbuh dalam kebingungan dan luka batin atas sosok ayahnya, Serka Dedi (Wafda Saifan), yang lebih sering berada di medan perang daripada di rumah.
Rasa kehilangan dan pertanyaan yang tidak terjawab membawa Agus memilih jalur hidup yang sama: menjadi seorang prajurit. Bukan untuk sekadar meneruskan warisan, tapi demi mencari pemahaman dan berdamai dengan masa lalu.
Film Believe: The Ultimate Battle menampilkan perjalanan batin yang dalam. Agus kecil harus menyaksikan kepergian ibunya (diperankan Yoriko Angeline) karena tekanan mental hidup sebagai istri prajurit.
Sementara sang ayah gugur dalam Operasi Seroja. Kedua kehilangan ini membentuk karakter Agus yang tumbuh dalam kemarahan, namun akhirnya menemukan jalan baru melalui pengabdian.
Mengangkat latar sejarah penting seperti Operasi Seroja 1975 dan operasi militer di Timor Timur pada 1995 dan 1999, tim produksi melakukan riset yang ketat agar akurasi sejarah terjaga dengan baik.
Detail kostum, senjata, hingga suasana zaman militer tahun 1970-an hingga 1990-an digarap dengan penuh kehati-hatian agar terasa otentik dan tidak mengaburkan fakta sejarah.
Pemeran film ini merupakan kombinasi lintas generasi yang solid, mulai dari Ajil Ditto, Adinda Thomas, Maudy Koesnaedi, Wafda Saifan, Marthino Lio, hingga aktor cilik Muhammad Faqih Alaydrus.
Kolaborasi ini menciptakan dinamika cerita yang kuat dan emosional, memperkuat pesan film yang menyentuh berbagai aspek kehidupan prajurit dan keluarga mereka.
Salah satu kekuatan utama Believe: The Ultimate Battle adalah kemampuannya dalam mengangkat perspektif keluarga prajurit, mereka yang menunggu dalam diam.
Karakter Evi (Adinda Thomas), istri Agus, menggambarkan keteguhan seorang perempuan yang menjalani hidup penuh cinta meski dalam ketidakpastian.
Sementara sosok Iin, ibu mertua Agus (Maudy Koesnaedi), menjadi lambang ketenangan dan kekuatan generasi sebelumnya.
Meski dibalut dengan latar peperangan dan aksi, film ini justru menyoroti sisi paling manusiawi dari perjuangan: cinta, kesetiaan, dan pengorbanan.
Believe: The Ultimate Battle tidak hanya bercerita soal siapa yang kalah dan menang, tapi soal bagaimana seseorang berdamai dengan takdir dan luka.
Kemenangan di Montreal International Film Festival menjadi pembuktian bahwa kisah perjuangan khas Indonesia mampu berbicara di panggung dunia.
Film ini bukan hanya sebuah karya sinema, tapi juga menjadi ruang refleksi bagi publik tentang arti pengabdian dan semangat pantang menyerah.
Believe: The Ultimate Battle dijadwalkan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 24 Juli 2025. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya keluarga prajurit, film ini akan menjadi pengalaman emosional yang mendalam.
Bagi penonton umum, Believe adalah kisah perjuangan yang menyentuh, menginspirasi, dan membanggakan.***