SERAYUNEWS – Grebeg Sura Baturraden 2025 telah berlangsung pada Minggu, 21 Juli 2025. Tahun ini merupakan kali ke-23 event budaya tersebut berlangsung.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini penyelenggaraannya sepenuhnya oleh masyarakat Baturraden, bukan lagi oleh Dinas Pariwisata Banyumas.
Langkah ini, menurut Kepala Dinas Pariwisata Banyumas, Setia Rahendra, menjadi strategi untuk menumbuhkan rasa memiliki dari masyarakat dan pelaku wisata lokal.
“Kami ingin pelaku wisata yang menginisiasi kegiatan. Dinas tetap memfasilitasi, tapi semangat utamanya harus datang dari masyarakat. Dengan begitu, rasa memiliki akan lebih besar,” katanya, Senin (21/07/2025).
Setia menyebutkan, partisipasi masyarakat tahun ini cukup tinggi. Seluruh 12 desa di Kecamatan Baturraden mengirimkan perwakilan.
Kemudian ada dukungan dari berbagai komunitas dan pegiat wisata. Namun ia juga mengingatkan bahwa konten acara perlu pengembangan agar lebih kaya dan beragam.
Salah satu ide yang dia ajukan adalah pertunjukan sendratari atau drama lokal, seperti kisah “Kamandaka dan Baturraden”. Ini bisa menjadi sajian budaya sekaligus media edukasi.
“Pertunjukan seperti itu akan menambah daya tarik dan menjadi sarana edukasi budaya bagi pengunjung. Jadi Grebeg Sura tidak hanya tontonan, tapi juga tuntunan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Grebeg Sura 2025 Beno Suyitno menilai penyelenggaraan Grebeg Sura sebaiknya tidak hanya menjadi ritual tahunan tanpa makna.
Ia mendorong evaluasi menyeluruh demi acara yang lebih berdampak di masa mendatang.
“Kita evaluasi bareng-bareng, agar tahun depan bisa lebih baik,” kata Beno.
Menurutnya, semangat dan substansi acara harus hidup kembali. Ia menyoroti penyelenggaraan tahun 2010 yang sangat meriah, karena berlangsung selama sepekan penuh. Ada berbagai kegiatan yang menyatu dengan kehidupan masyarakat.
“Kalau bisa ada prosesi mengambil air dari sumber mata air setiap desa, lalu satukan dalam lodong misalnya. Kemudian ada festival kitiran bambu, lomba nderes nira, itu bisa jadi kekuatan simbolik yang menarik. Butuh gebrakan seperti itu supaya tidak monoton,” kata dia.
Meski pembiayaan acara kali ini murni dari swadaya masyarakat, Beno yakin semangat gotong royong justru menjadi kekuatan utama menghidupkan Grebeg Sura Baturraden.