SERAYUNEWS- Masalah sampah menjadi salah satu persoalan terbesar bagi Provinsi Jawa Barat. TPA Sarimukti meledak, aliran sungai penuhi limbah, dan kualitas udara memburuk di sejumlah kota.
Di tengah krisis ini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengambil langkah strategis: menggandeng mantan Bupati Banyumas, Ir. Achmad Husein. Sebab, beliau terbukti berhasil menjadikan Banyumas sebagai daerah percontohan nasional, dalam pengelolaan sampah.
Gubernur Dedi Mulyadi membagikan momen saat dia berbincang dengan Mantan Bupati Banyumas dua periode, Ir Achmad Husein. Potongan video itu Dedi Mulyadi bagikan melalui Instagram pribadinya, Selasa (13/5/2025).
“Guru saya dari Banyumas sudah hadir untuk membereskan masalah #Sampah di #JawaBarat,” tulis Dedi Mulyadi dalam unggahan media sosialnya.
Banyak warganet menyebutnya sebagai “jihad ekologi” upaya besar untuk menyelamatkan lingkungan dari bencana sampah.
Ir. Achmad Husein dikenal sebagai kepala daerah inovatif yang mengubah paradigma pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas. Di bawah kepemimpinannya, Banyumas menerapkan:
Alhasil, Banyumas berhasil menurunkan jumlah sampah yang masuk ke TPA hingga lebih dari 50%. Lingkungan bersih, warganya sadar, dan sistemnya terus berjalan bahkan setelah masa jabatan Husein berakhir.
Dengan menunjuk Ir Achmad Husein, Dedi Mulyadi secara resmi memberikan mandat strategis untuk mendesain ulang sistem pengelolaan sampah di provinsi terbesar di Indonesia ini.
Beberapa rencana awal antara lain:
Dedi menyatakan bahwa Husein tak hanya akan menjadi konsultan, tetapi mitra kerja aktif dalam lapangan.
“Saya ingin Jabar meniru kesuksesan Banyumas, bukan hanya mengimpor ide, tapi benar-benar belajar dari praktik terbaik,” kata Dedi.
Langkah ini langsung disambut hangat oleh publik. Komentar-komentar di media sosial menggambarkan euforia:
“Contoh nih Gubernur No GENGSI2. Begitu ada kebijakan bagus, langsung diadopsi!”
“Kolaborasi jihad ekologi… menyala bapak aing!”
“Wih, Bapake Nyong Pak Husaen! Keren, Banyumas naik kelas!”
“Kapan ya saya punya Gubernur kayak Pak Dedi…”
Banyak pula yang berharap, agar Dedi Mulyadi maju ke Jakarta atau tingkat nasional setelah membenahi Jabar.
Di tengah euforia, ada pula suara bijak dari warga. Seorang pengguna menyarankan agar program pembinaan anak-anak melalui pelatihan kedisiplinan dengan pendekatan psikologis dan spiritual.
“Alangkah baiknya jika pelatihan di barak militer juga melibatkan ahli psikologi anak dan tokoh agama sesuai keyakinan masing-masing. Agar pembinaan tidak hanya fisik, tapi juga mental dan spiritual.”
Saran ini mendapat respons positif, mencerminkan kesadaran publik terhadap pentingnya keseimbangan pendekatan dalam kebijakan.
Langkah kolaboratif ini menjadi sinyal bahwa Jawa Barat siap menjadi pelopor provinsi bersih, dengan sistem pengelolaan yang terukur, ramah lingkungan, dan berbasis masyarakat.
Dengan Dedi Mulyadi sebagai pemimpin terbuka, dan Achmad Husein sebagai arsitek teknis, banyak yang optimis bahwa misi besar ini bisa terwujud.
“Konsep kolaborasi yang sebenarnya, tidak gengsi meminta support dari yang berpengalaman, bukti networking berjalan amanah. Gas Kang Ded.. Sehat selalu!” tulis seorang warganet.