SERAYUNEWS – Setiap tanggal 8 Mei, dunia memperingati Hari Palang Merah Internasional sebagai bentuk penghargaan terhadap kerja kemanusiaan yang dilakukan oleh jutaan relawan di seluruh penjuru dunia.
Tahun 2025 ini, peringatan Hari Palang Merah Internasional mengusung semangat yang lebih kuat, Saatnya Bergerak untuk Kemanusiaan.
Ini bukan hanya seruan, melainkan ajakan nyata untuk memperkuat solidaritas global di tengah banyaknya tantangan bagi umat manusia.
Tanggal 8 Mei terpilih karena bertepatan dengan hari lahir Henry Dunant, pendiri Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional sekaligus penerima pertama Penghargaan Nobel Perdamaian.
Ia adalah sosok yang meletakkan dasar penting bagi aksi kemanusiaan modern bahwa di tengah perang sekalipun, hak asasi manusia dan kemanusiaan harus tetap dijunjung tinggi.
Palang Merah bukan sekadar organisasi kemanusiaan. Ia adalah simbol harapan, kepedulian, dan respons cepat terhadap penderitaan manusia baik akibat bencana alam, konflik bersenjata, wabah penyakit, maupun krisis sosial lainnya.
Di Indonesia sendiri, Palang Merah Indonesia (PMI) memainkan peran vital dalam pelayanan donor darah, evakuasi bencana, pertolongan pertama, hingga edukasi dan pelatihan kemanusiaan.
Tidak terhitung berapa banyak nyawa yang telah selamat melalui kerja cepat dan terorganisir para relawan PMI di berbagai daerah.
Tahun 2025 tidak lepas dari berbagai tantangan. Krisis iklim memicu peningkatan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan kekeringan ekstrem.
Konflik di sejumlah wilayah dunia terus menimbulkan korban jiwa dan pengungsi. Pandemi mungkin mulai surut, tapi dampaknya terhadap ekonomi dan kesehatan mental masyarakat masih terasa.
Dalam kondisi seperti ini, semangat Palang Merah dibutuhkan lebih dari sebelumnya. Aksi kemanusiaan bukan hanya tugas organisasi tertentu, melainkan tanggung jawab kolektif.
Kita semua bisa berperan, dari menjadi relawan, berdonor darah, menyumbang, hingga menyebarkan informasi yang benar seputar krisis dan cara membantu.
Hari Palang Merah Internasional 2025 mengajak masyarakat untuk melakukan aksi nyata, sekecil apa pun. Donor darah yang hanya memakan waktu 30 menit bisa menyelamatkan hingga tiga nyawa.
Ikut pelatihan pertolongan pertama bisa menjadikan kita penolong pertama dalam keadaan darurat. Bahkan berbagi edukasi soal kesiapsiagaan bencana ke lingkungan sekitar adalah bentuk kontribusi penting.
Ingatlah, gerakan kemanusiaan lahir bukan dari kekuatan besar semata, tapi dari hati yang peduli.
Mari jadikan peringatan Hari Palang Merah Internasional ini sebagai momentum untuk tidak hanya mengenang, tapi juga bertindak.
Henry Dunant memulai perjalanannya hanya sebagai seorang saksi perang yang tak tahan melihat penderitaan. Tapi dari empati itulah lahir sebuah gerakan global yang hingga hari ini terus menyelamatkan nyawa.
Di tahun 2025 ini, mari lanjutkan perjuangan itu. Saatnya bergerak untuk kemanusiaan karena dunia ini butuh lebih banyak tangan yang menolong, bukan hanya yang mengamati.***