SERAYUNEWS-Sebagai upaya untuk melakukan penghijauan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu, Pemerintah Daerah bersama dengan Serayu Network melakukan penanaman 1.000 pohon Ficus Fistulosa atau Ficus Wilada di Dusun Pencil, Desa Karangtengah, Kecamatan Wanayasa Banjarnegara, Rabu (23/7/2025).
Penanaman tersebut dilakukan sebagai bagian dari penyelamatan DAS Serayu serta melalui program Small Grant periode kedua dalam inisiatif Forest and Other Land Use (FOLU) Biodiversity. Tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi risiko dari terjadinya tanah longsor. Wilayah tersebut sebelumnya pernah mengalami bencana tanah longsor pada tahun 2014 lalu.
Penanaman pohon tersebut dilakukan berkat kolaborasi antara Serayu Network yang merupakan mitra binaan dari PT Indonesia Power UBP Mrica Banjarnegara dengan Pemerintah Daerah, serta masyarakat desa setempat.
Pemilihan lokasi tersebut, selain karena pernah terjadi bencana tanah longsor tahun 2014 lalu juga karena Dusun tersebut merupakan wilayah hulu DAS Serayu. Daerah itu selama ini mengalami tekanan ekologis akibat deforestasi dan alih fungsi lahan.
Pemilihan jenis Jenis pohon Ficus Wilada ini karena peran ekologisnya yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, meningkatkan cadangan air tanah, serta dapat menahan beban tanah.
Kepala DPKPLH, Herrina Indri Hastuti mengatakan, kegiatan ini tidak hanya untuk reboisasi, tetapi juga sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari komitmen bersama dalam menjaga lingkungan demi masa depan generasi bangsa.
“Kita harus bersatu dan memiliki komitmen yang sama dalam menjaga lingkungan, ke depan kegiatan ini dapat dicontoh wilayah lain. Sebab, penanaman ini tidak hanya melibatkan satu unsur, tetapi banyak unsur terlibat, termasuk masyarakat sekitar,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aji Piluroso mengatakan, penanaman pohon merupakan bagian penting dalam pencegahan. Untuk itu, kegiatan ini menjadi bagian dari mitigasi bencana di Banjarnegara.
“Ini adalah bentuk ikhtiar kita, mengingat kabupaten Banjarnegara 70 persen wilayah yang rawan. Oleh sebab itu kolaborasi ini sangat penting untuk menjaga dan bentuk pencegahan sejak dini akan bencana tanah longsor,” ujarnya.