SERAYUNEWS-Rantai kehidupan manusia terdiri dari berbagai tahap, mulai dari bayi, anak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut, dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda di tiap fase. Remaja merupakan tahap kehidupan yang krusial, di mana terjadi perkembangan pesat secara fisik dan mental. Untuk itu remaja membutuhkan zat gizi yang baik pada masa pertumbuhannya.
Gizi yang baik sesuai tahapannya sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan yang optimal. Pada masa remaja, peran gizi semakin penting karena fase ini mulai terjadi pematangan organ reproduksi, yang akan memengaruhi kualitas generasi selanjutnya. Pemenuhan gizi yang cukup selama masa ini menjadi dasar untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas. Apabila organ reproduksi berkembang optimal maka akan meneruskan generasi yang berkualitas. Sedangkan bila organ reproduksinya bermasalah maka ada masalah juga pada generasi yang diturunkan.
Sayangnya, kebiasaan jajan sembarangan yang kurang memperhatikan kandungan gizi atau memilih pola diet yang tidak sehat masih sering dijumpai pada masa remaja. Hal ini membuat pemenuhan gizi pada remaja menjadi tantangan tersendiri. Terutama bagi remaja putri, dimana peran gizi yang baik tidak hanya penting untuk kesehatan saat ini, tetapi juga sebagai persiapan menghadapi masa depan kelak akan menjadi ibu. Sebab, siklus kehidupan terus berputar, dari bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa dan lanjut usia, berlanjut ke generasi baru. Kesehatan dan kualitas generasi selanjutnya dimulai sejak dini, dengan memperhatikan kebutuhan gizi dan kesehatan pada masa remaja.
Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan kekurangan gizi akibat diet yang tidak tepat karena keliru informasi. Biasanya terjadi karena remaja terobsesi mendapatkan bentuk tubuh yang ditargetkan sering terjadi pada remaja putri. Remaja pilih-pilih makanan tidak memenuhi kebutuhan gizinya untuk mendapatkan bentuk badan yang diinginkan. Sehingga asupan gizi kurang, kondisi ini menjadi masalah gizi berupa gizi kurang. Selain kekurangan gizi, kelebihan gizi (obesitas) juga menjadi sebuah masalah gizi pada remaja.
Remaja memiliki kecenderungan untuk mencoba makanan-makanan kekinian yang tinggi gula, garam dan lemak dengan berbagai tampilan penyajian menarik yang membuat penasaran untuk berwisata kuliner. Kebiasaan konsumsi makanan tinggi kalori berlebihan yang tidak diimbangi dengan aktivitas yang cukup membuat gangguan keseimbangan yang berisiko besar terjadinya obesitas. Masalah gizi lain yang sering ditemukan pada remaja adalah anemia. Remaja putri lebih berisiko mengalami anemia dibandingkan remaja putra. Hal ini terjadi karena zat gizi digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, dan khusus remaja putri ada kehilangan darah setelah mengalami menstruasi.
Tiga masalah gizi utama pada remaja yaitu obesitas, KEK dan anemia saling terkait dan dapat mempengaruhi kesehatan jangka panjang, sehingga penting bagi remaja untuk menyadari pentingnya pola makan seimbang dan gaya hidup aktif. Dengan mengedukasi diri tentang gizi yang baik dan berkomitmen untuk menjaga kesehatan, remaja dapat mencegah masalah ini dan mencapai potensi terbaik.
Memantau Indeks Massa Tubuh (IMT) penting bagi remaja untuk memastikan status gizi masuk kategori normal sehingga mendukung pertumbuhan yang optimal, dan mencegah risiko penyakit. Dengan mengetahui IMT, remaja bisa lebih memahami kebutuhan tubuh dan menjaga pola makan serta aktivitas fisik yang seimbang
Untuk menghitung IMT, dibutuhkan data berat badan (dalam kilogram) dan tinggi badan (dalam meter), usia (tahun dan bulan) serta jenis kelamin. Cara menghitung IMT adalah berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter yang di kuadratkan. Status IMT bisa dilihat melalui tabel referensi sesuai dengan jenis kelamin, dengan menghubungkan usia dalam tahun dan bulan dan pertemukan dengan hasil hitung IMT. Grafik IMT remaja menurut WHO dapat dilihat melalui laman https://www.who.int/tools/growth-reference-data-for-5to19-years/indicators/bmi-for-age.
Merujuk pada kurva IMT menurut WHO, untuk status gizi IMT menurut umur kategorinya sebagai berikut:
Sangat kurus: BMI z score < -3
Kurus: BMI z score >-3 dan BMI z score <-2
Status gizi sehat: BMI z score >-2 dan BMI z score <+1
Kelebihan berat badan (overweight): BMI z score >+1 dan BMI z score <+2
Obesitas: BMI z score >+2
Memonitor IMT secara rutin sangat penting bagi remaja untuk memantau status gizi, pertumbuhan dan kesehatannya. Pada masa remaja, tubuh mengalami banyak perubahan fisik yang pesat. Dengan mengetahui IMT secara berkala, remaja dapat memantau status gizi, mencegah masalah kesehatan, dan mendukung gaya hidup sehat. Kementerian Kesehatan merekomendasikan untuk melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan setiap enam bulan pada remaja untuk mengetahui apakah status gizi masuk kategori normal/gizi baik, gizi kurang maupun lebih berdasarkan IMT menurut umur.
Artikel kesehatan ini ditulis oleh: Anita Widiastuti., S.Kep., M.Kes dan Puji Hastuti, Ahli (A), MH.Kes (Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang)