SERAYUNEWS- Daging kambing merupakan salah satu sumber protein hewani yang cukup populer di Indonesia, terutama saat momen-momen keagamaan seperti Idul Adha atau acara kenduri.
Rasanya yang gurih dan teksturnya yang khas membuat banyak orang menggemarinya, baik menjadi sate, gulai, tengkleng, maupun tongseng.
Selain kaya rasa, daging kambing juga terkenal sebagai makanan yang mengandung berbagai zat gizi penting bagi tubuh.
Namun, meskipun bernutrisi, konsumsi daging kambing dalam jumlah berlebihan justru dapat menimbulkan berbagai risiko bagi kesehatan.
Banyak orang yang belum menyadari bahwa pola konsumsi yang tidak seimbang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol, bahkan gangguan jantung.
Oleh karena itu, penting untuk mengenal lebih dalam kandungan gizi daging kambing serta dampaknya jika dikonsumsi tanpa kontrol.
Daging kambing mengandung berbagai nutrisi penting. Dalam 100 gram daging kambing terdapat sekitar:
Kandungan proteinnya mendukung pembentukan otot dan jaringan tubuh, sementara zat besi membantu mencegah anemia.
Vitamin B12 berperan penting dalam menjaga fungsi saraf dan produksi sel darah merah.
Daging kambing juga lebih rendah lemak dibandingkan daging sapi, sehingga sering dianggap sebagai pilihan lebih sehat.
Namun, tetap penting untuk memperhatikan cara pengolahan. Menggoreng atau menambahkan santan berlebih dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.
Meski bergizi, konsumsi daging kambing secara berlebihan bisa menimbulkan sejumlah masalah kesehatan.
Salah satunya adalah peningkatan kadar kolesterol. Lemak jenuh dalam daging kambing dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah yang berisiko memicu penyakit jantung dan hipertensi.
Selain itu, daging kambing memiliki sifat panas di tubuh menurut kepercayaan masyarakat. Ini berkaitan dengan risiko tekanan darah tinggi, terutama bila mengkonsumsinya bersamaan dengan makanan tinggi garam atau minyak.
Beberapa orang juga mengalami gangguan pencernaan seperti kembung atau diare setelah makan daging kambing dalam jumlah banyak.
Agar tetap aman, disarankan untuk mengonsumsi daging kambing dalam porsi wajar, tidak lebih dari 2–3 kali seminggu.
Memilih metode pengolahan yang lebih sehat seperti merebus, memanggang tanpa lemak tambahan, atau mengolah dengan bumbu alami tanpa santan kental.
Selain itu, menyeimbangkan konsumsi daging dengan sayur-sayuran berserat tinggi seperti bayam, kol, atau timun. Ini akan membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mengontrol kadar kolesterol.
Penting pula untuk memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing. Bagi penderita hipertensi, kolesterol tinggi, atau penyakit jantung, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Dengan pendekatan konsumsi yang bijak, kita tetap bisa menikmati cita rasa khas daging kambing tanpa harus mengorbankan kesehatan tubuh.