SERAYUNEWS- Dalam tradisi Islam, terdapat anjuran bagi seseorang yang berniat berkurban (shahibul qurban) untuk tidak memotong kuku dan rambutnya sejak memasuki tanggal 1 Dzulhijjah hingga hewan kurban disembelih.
Pertanyaannya kenapa orang berkurban tidak boleh potong kuku dan rambut?
Berikut adalah beberapa amalan utama yang dapat dilakukan selama bulan Dzulhijjah:
1. Berpuasa pada Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah
Berpuasa pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah sangat dianjurkan, terutama pada tanggal 9 Dzulhijjah yang dikenal sebagai Hari Arafah.
Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa Arafah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
2. Memperbanyak Dzikir dan Takbir
Selama sepuluh hari pertama Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, termasuk takbir (Allahu Akbar), tahlil (La ilaha illallah), dan tahmid (Alhamdulillah).
Amalan ini dapat dilakukan di berbagai tempat, seperti masjid, rumah, maupun jalan.
3. Melaksanakan Ibadah Haji dan Umrah
Bagi yang memiliki kemampuan, menunaikan ibadah haji dan umrah pada bulan Dzulhijjah merupakan amalan yang sangat utama.
Haji mabrur, yaitu haji yang diterima oleh Allah, tidak ada balasan lain kecuali surga.
4. Menyembelih Hewan Kurban
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah.
Amalan ini merupakan sunnah muakkadah dan sangat dianjurkan bagi yang memiliki kelapangan rezeki.
5. Melaksanakan Salat Idul Adha
Salat Idul Adha dilaksanakan pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah. Salat ini merupakan sunnah muakkadah dan dianjurkan untuk diikuti oleh seluruh umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan.
6. Bertaubat dan Meninggalkan Maksiat
Bulan Dzulhijjah adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah, dan bertekad untuk meninggalkan perbuatan dosa serta maksiat.
Memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah menjadi fokus utama dalam periode ini.
7. Memperbanyak Amal Saleh
Selain amalan-amalan di atas, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh lainnya, seperti membaca Al-Qur’an, bersedekah, membantu sesama, dan melakukan kebaikan-kebaikan lainnya yang dapat mendekatkan diri kepada Allah.
Anjuran ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim:
“Jika kalian melihat hilal Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin berkurban, maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya.”
Para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai hukum larangan ini:
1. Menjaga Kesempurnaan Anggota Tubuh
Imam Nawawi menjelaskan bahwa dengan tidak memotong kuku dan rambut, seluruh anggota tubuh shahibul qurban tetap utuh hingga penyembelihan.
Hal ini diharapkan agar semua bagian tubuh tersebut terbebas dari api neraka.
2. Mengikuti Sunnah dan Meningkatkan Ketaatan
Larangan ini juga bertujuan untuk menguji ketaatan seorang Muslim terhadap perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.
Dengan menahan diri dari memotong kuku dan rambut, seseorang menunjukkan kepatuhan dan kesungguhan dalam menjalankan ibadah kurban.
3. Menyerupai Keadaan Orang yang Ihram
Beberapa ulama berpendapat bahwa larangan ini menyerupai keadaan orang yang sedang ihram dalam ibadah haji, di mana mereka juga dilarang memotong kuku dan rambut.
Hal ini untuk menanamkan rasa khusyuk dan keseriusan dalam beribadah.
Semoga penjelasan ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai hikmah di balik larangan memotong kuku dan rambut sebelum berkurban.***