SERAYUNEWS– Ketua DPRD Jawa Tengah (Jateng) Sumanto mengungkap pola kepemimpinan Jawa dalam menjalankan tugasnya. Dua di antaranya adalah Ngolah Roso dan Rembugan yang amat kental dalam budaya Jawa. Ngolah Roso bisa diartikan sebagai mengelola rasa atau menyelaraskan batin. Sementara, Rembugan berasal dari kata rembug yang artinya musyawarah atau berdiskusi bersama.
Sumanto menjelaskan, dalam konteks kepemimpinan, Ngolah Roso merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk peka terhadap situasi. Selain itu, lanjutnya, perlu memahami perasaan orang lain dan bertindak dengan kebijaksanaan hati. Pola tersebut mengedepankan kepemimpinan yang tidak reaktif dan mengedepankan keselarasan batin sebelum sang pemimpin mengambil keputusan.
“Dalam memimpin, penting untuk mengambil keputusan secara hati-hati, saling memahami dan tidak saling menyakiti pihak lain. Orang Jawa ini banyak simbol-simbol yang tidak terus terang, kita harus paham dan peka,” ujarnya saat wawancara dengan Tim Media Derap Juang, belum lama ini.
Dia mengatakan dalam pola kepemimpinan Jawa, tidak boleh menang-menangan dalam mengambil keputusan. Semua harus saling memberi dan menerima untuk mencapai win-win solution. Dia mencontohkan di DPRD Jateng ada 120 anggota dewan yang berasal dari berbagai partai. Semua anggota dewan perlu dijajaki kemauannya dan diajak komunikasi.
“Harus saling memahami bahwa tidak mungkin semua keinginan akan tercapai. Maka tidak bisa kalau memaksakan kehendak. Jika pun keinginan kita tercapai, yang lain akan merasa kurang. Kalau sudah mentok, ada mekanisme lain di DPRD yaitu voting atau pemungutan suara,” ujar politisi PDI Perjuangan tersebut.
Sementara itu, pemimpin Jawa juga hendaknya tak memaksakan kehendak dan membuka ruang dialog untuk mencapai mufakat. Dalam konsep Rembugan, Sumanto menekankan untuk mengedepankan kebersamaan dalam pengambilan keputusan, menghargai pendapat orang lain, dan menghindari adanya konflik terbuka.
“Rembugan ini menjadi style kepemimpinan Jawa. Semuanya akan dirembug dan didiskusikan. Politisi ini kan panggung belakangnya lebih penting. Jika terjadi voting, itu lebih ke panggung depan,” kata mantan Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar tersebut.
Sumanto menekankan, Ngolah Roso menjaga agar keputusan yang muncul tidak kaku dan sepihak. Sedangkan Rembugan memastikan bahwa suara rakyat tetap menjadi dasar tindakan. Menurutnya, keduanya mengajarkan bahwa memimpin tak sekadar memerintah, tapi juga mengayomi dan memahami.
Di sela-sela kesibukannya, Sumanto mengaku meluangkan waktu untuk melakukan hobinya yaitu berenang dan bersepeda.
“Kalau sedang jenuh biasanya ngopi atau berolahraga. Saya suka renang dan sepedaan biar pikiran fresh lagi. Bagi saya, orang hidup harus punya kesenangan atau hobi,” paparnya.