SERAYUNEWS – Upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Banyumas mendapat dorongan baru.
Tanoto Foundation dan Pemkab Banyumas resmi memperpanjang kolaborasi penanganan stunting hingga tahun 2028.
Kesepakatan itu terungkap dalam pertemuan antara pihak Tanoto Foundation dan Bupati Banyumas, Kamis (21/8/2025), di Ruang Joko Kaiman.
Regional Lead Tanoto Foundation Wilayah Jawa, Anang Ainur Rozikin, menjelaskan tiga fokus utama kolaborasi untuk menekan angka stunting di Banyumas.
Pertama, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, terutama tokoh masyarakat agar lebih masif dalam menyosialisasikan pentingnya pencegahan stunting.
“Kita akan melatih tokoh masyarakat dari berbagai elemen agar sadar bahwa stunting itu masalah penting dan mereka bisa menyampaikan ke masyarakat,” ujarnya.
Kedua, memastikan efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran stunting.
“Kami mengapresiasi Pemkab Banyumas yang sudah mengalokasikan anggaran tinggi. Nantinya kita susun perencanaan agar penggunaan anggaran lebih efektif dan capaian lebih maksimal,” jelas Anang.
Ketiga, memperkuat pengelolaan data hingga tingkat desa. “Karena data menjadi sumber utama untuk merencanakan program strategis, maka kita dorong agar data di tingkat bawah bisa lebih terkelola,” tambahnya.
Anang berharap, kolaborasi ini mampu menurunkan prevalensi stunting Banyumas yang pada tahun 2024 tercatat 19,6%, lebih tinggi dari rata-rata Jawa Tengah (17,1%).
“Harapannya dalam tiga tahun ke depan dengan pendampingan dari kami, angka stunting bisa lebih turun lagi,” tegasnya.
Bupati Banyumas, Sadewo, menyambut baik perpanjangan kolaborasi ini. Menurutnya, stunting adalah persoalan serius yang membutuhkan kerja sama lintas sektoral.
“Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk swasta, upaya penurunan stunting bisa lebih cepat tercapai. Ini tanggung jawab moral dan sosial dalam menyiapkan generasi penerus yang sehat dan berkualitas,” kata Sadewo.
Pemkab Banyumas sendiri telah melaksanakan berbagai program, termasuk Rembuk Stunting yang melibatkan banyak elemen untuk menyusun langkah konkret menekan angka stunting.
Sadewo juga mengingatkan pentingnya Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting).
Gerakan ini mendorong keterlibatan pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, hingga individu untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak berisiko stunting.
“Dukungan bisa berupa edukasi, bantuan nutrisi, penyediaan akses air bersih, hingga pendampingan psikososial. Ini bukan sekadar memberi, tapi wujud kepedulian nyata untuk generasi Banyumas yang unggul,” tandasnya.