SERAYUNEWS- Tragedi menimpa seorang wisatawan asing saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.
Benedikt Emmenegger (46), pendaki asal Swiss, mengalami cedera serius saat berada 25 menit sebelum jembatan besi menuju Danau Segara Anak, jalur Pelawangan.
Berikut kami sajikan ulasan lengkap kronologis pendaki Swiss jatuh di Gunung Rinjani, kenapa proses evakuasi udara dengan helikopter diperlukan?”:
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Yarman dalam keterangannya menyebut, informasi pertama pihaknya menerima pukul 11.25 WITA dari guide lokal (Reno) dan porter yang mendampingi korban.
Mereka melaporkan bahwa Benedikt mengalami pendarahan hebat dan diduga patah tulang di beberapa bagian tubuh. Data aplikasi eRinjani menunjukkan korban memulai pendakian dari pintu Sembalun pada 15 Juli 2025 dengan kode booking ER6DXBS5TLQDS.
Setelah menerima laporan, Tim Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) segera berkoordinasi dengan Emergency Medical Health Center (EMHC).
Petugas medis dan tim lapangan langsung menyiapkan peralatan evakuasi, sementara komunikasi intensif dilakukan dengan guide untuk memantau kondisi korban.
Pada pukul 11.59 WITA, informasi tambahan menyebutkan bahwa korban adalah seorang tenaga medis profesional asal Swiss.
Berdasarkan penilaian medis dan permintaan asuransi pribadi korban, evakuasi udara dinilai paling aman mengingat adanya pendarahan aktif dan potensi komplikasi serius.
Koordinasi lanjutan berlangsung secara beruntun:
Tim darat juga mereka bagi dalam tiga kelompok dari titik-titik berbeda untuk menyisir jalur dan memberi pertolongan langsung.
Helikopter akhirnya mendarat di lokasi yang telah disiapkan pada pukul 16.44 dan mengangkut korban pada pukul 16.58 WITA.
Pukul 17.00, helikopter tiba di Denpasar dan langsung membawa korban ke RS BIMC Kuta Bali.
Setibanya di rumah sakit pada pukul 17.40 WITA, dokter menyatakan Benedikt mengalami patah tulang paha kiri, lengan kanan, serta pendarahan dan memar di bagian tubuh akibat benturan keras.
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani mengapresiasi seluruh tim yang terlibat Basarnas, EMHC, Rinjani Squad, Masyarakat Mitra Polhut, dan relawan.
Kolaborasi lintas lembaga ini menunjukkan profesionalisme tinggi dalam menjamin keselamatan pengunjung.
“Keselamatan adalah prioritas utama. Terima kasih kepada semua pihak yang telah sigap, tangguh, dan profesional dalam proses evakuasi ini.”
Kepala Kantor SAR Mataram Muhamad Hariyadi selaku SAR Mission Coordinator (SMC) menyebut, Helikopter Bali Air diterbangkan dari Bali berhasil mendarat pada pukul 16.44 WITA di sekitar jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak, dekat dengan lokasi korban berada.
“Emmenegger diterbangkan menuju Rumah Sakit BIMC Kuta, Denpasar-Bali untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut,” ujar Kepala Kantor SAR Mataram.
Helikopter yang membawa korban didampingi anaknya dan seorang dokter asal Spanyol tiba di helly pad Bali Air pada pukul 17.42 WITA. Selanjutnya korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit BIMC.
Evakuasi udara menggunakan helikopter dilakukan karena:
1. Lokasi korban sulit dijangkau via darat dalam waktu cepat
2. Korban mengalami pendarahan aktif dan patah tulang serius
3. Evakuasi darat berisiko memperburuk kondisi medis korban
4. Permintaan korban melalui asuransi pribadi mengizinkan evakuasi udara
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menyampaikan apresiasi atas kerja sama lintas tim yang melibatkan:
1. Basarnas
2. EMHC
3. Rinjani Squad
4. Masyarakat Mitra Polhut (MMP)
5. Relawan setempat