SERAYUNEWS- Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) merancang rangkaian modul pembelajaran guna meningkatkan kompetensi guru di berbagai bidang.
Salah satu modul penting adalah PSE 3 (Pembelajaran Sosial-Emosional Topik 3). Post Test Modul 2 PSE 3 ini menguji pemahaman guru tentang penerapan experiential learning dalam konteks pembelajaran sosial-emosional.
Untuk mendukung para calon guru dalam mengukur kesiapan dan memahami jawaban yang benar, berikut disajikan soal dan kunci jawaban post-test PSE 3 PPG 2025.
Soal pada post test merefleksikan inti modul PSE 3: penerapan pengalaman nyata (experiential learning) dalam pembelajaran sosial-emosional. Jawaban jawaban yang tepat menekankan:
1. Kolaborasi – melibatkan guru, siswa, dan orang tua dalam musyawarah.
2. Empati dan mendengarkan – menghargai perasaan dan keberatan semua pihak.
3. Pendampingan siswa – pendekatan individual untuk membangun rasa percaya.
4. Keadilan dan bukti – menghindari prasangka, menegakkan prinsip keadilan.
5. Fleksibilitas dan penyesuaian – menyesuaikan pelaksanaan program dengan kondisi nyata siswa.
1. Soal 1 — Mengatasi kekhawatiran guru, siswa, dan orang tua dalam proyek daur ulang
Soal: Anda merancang “Eco Project” daur ulang di kelas IV, namun muncul keluhan dari guru (ganggu jam pelajaran), siswa, serta beban orang tua. Bagaimana mengatasi situasi ini?
Jawaban: B. Melakukan diskusi dengan perwakilan orang tua siswa dan guru untuk memahami kesulitan dan mendapatkan solusi bersama agar proyek dapat berjalan.
Dengan pendekatan kolaboratif, hal ini mencerminkan aspek sosial-emosional yang penting: komunikasi, penghargaan peran berbagai pemangku kepentingan, dan kerja sama.
2. Soal 2 — Menanggapi penolakan program kesehatan mental
Soal: Program “Cinta Diri dan Kesehatan Mental” menghadapi penundaan dari guru mapel yang merasa bukan tanggung jawab sekolah.
Jawaban: C. Menjelaskan kembali tujuan program dengan empatik dan berbasis data, mendengarkan kekhawatiran guru, dan mendiskusikan solusi agar program dapat berjalan.
Solusi ini mendorong pemahaman, komunikasi, dan penyesuaian bersama—nilai inti pembelajaran sosial-emosional.
3. Soal 3 — Meningkatkan partisipasi siswa pendiam
Soal: Ardi, siswa pendiam, takut salah dalam diskusi kelompok. Strategi apa yang paling sesuai?
Jawaban: C. Mendampingi Ardi secara personal dan memberinya kesempatan berbicara terlebih dahulu dalam diskusi kecil sebelum ia bergabung.
Pendekatan ini memberikan dukungan emosional dan mengembangkan rasa percaya diri secara bertahap.
4. Soal 4 — Penanganan tuduhan tanpa bukti
Soal: Abi dituduh mencuri penghapus tanpa bukti, dituduh oleh teman-temannya. Sebagai guru, apa langkah yang tepat?
Jawaban: D. Menginisiasi sesi mediasi antara Abi dan siswa yang menuduh, lalu menggarisbawahi pentingnya bukti agar adil.
Mediasi ini membuka dialog, mengembangkan empati dan keadilan, serta mengedukasi siswa tentang pentingnya kebenaran dan bukti.
5. Soal 5 — Proyek wawancara ekonomi lokal
Soal: Siswa keberatan melakukan wawancara lapangan untuk memahami aktivitas ekonomi masyarakat karena dianggap merepotkan.
Jawaban: D. Memfasilitasi dialog kelas untuk mendengarkan kendala siswa, kemudian menekankan fleksibilitas dalam pelaksanaan sesuai kondisi mereka.
Langkah ini mencerminkan penyesuaian pembelajaran berbasis situasi nyata—komponen kunci experiential learning.
Modul ini bukan hanya menguji teori, tetapi kemampuan guru dalam merancang, menyikapi, dan menyesuaikan pembelajaran berdasarkan kebutuhan sosial-emosional peserta didik dan lingkungan pendidikan.***