SERAYUNEWS- Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu dari empat bulan haram (asyhurul hurum) dalam Islam yang memiliki keutamaan dan kemuliaan tersendiri.
Dalam bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah dan menjauhi berbagai larangan yang dapat mengurangi pahala atau bahkan mendatangkan dosa.
Berikut adalah beberapa larangan yang perlu diperhatikan selama bulan Dzulhijjah:
Berikut adalah bacaan niat puasa sunnah di bulan Dzulhijjah, lengkap dengan tulisan Arab, latin, dan artinya:
1. Niat Puasa Sunnah Dzulhijjah (1–7 Dzulhijjah)
Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذُو الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin:
Nawaitu shauma syahri dzulhijjah sunnatan lillāhi ta’ālā
Artinya:
“Aku berniat puasa bulan Dzulhijjah, sunnah karena Allah Ta’ala.”
2. Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
Arab: نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin:
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillāhi ta’ālā
Artinya:
“Aku berniat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah Ta’ala.”
3. Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ‘arafata sunnatan lillāhi ta’ālā
Artinya: “Aku berniat puasa Arafah, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Allah SWT melarang umat-Nya untuk melakukan kezaliman, terutama di bulan-bulan haram seperti Dzulhijjah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan… di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu…” (QS. At-Taubah: 36)
Rasulullah SAW bersabda:
“Ya Allah, barangsiapa yang mengurusi umatku lalu menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia…” (HR. Muslim)
Hadis ini mengingatkan kita untuk tidak menyulitkan orang lain, terutama dalam urusan yang berkaitan dengan kepentingan umat.
Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah waktu yang sangat utama untuk beramal shalih. Rasulullah SAW bersabda:
“Tiada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah)…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Meskipun amalan sunnah tidak wajib, namun mengabaikannya, terutama di bulan yang mulia ini, dapat menyebabkan kita kehilangan banyak pahala.
Amalan seperti puasa, dzikir, dan sedekah sangat dianjurkan untuk diperbanyak.
Hari Arafah (9 Dzulhijjah) adalah waktu yang sangat mustajab untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah.” (HR. At-Tirmidzi)
Bagi mereka yang berniat untuk berkurban, Rasulullah SAW melarang memotong rambut dan kuku sejak awal Dzulhijjah hingga hewan kurban disembelih. Beliau bersabda:
“Apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin berkurban, maka janganlah ia memotong rambut dan kukunya sedikit pun hingga ia menyembelih kurbannya.” (HR. Muslim)
Bagian dari hewan kurban tidak boleh diperjualbelikan atau digunakan sebagai upah bagi penyembelih.
Semua bagian hewan kurban harus disedekahkan atau dimanfaatkan sesuai syariat.
Umat Islam dilarang berpuasa pada hari-hari Tasyrik karena hari-hari tersebut adalah waktu untuk makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.
Imam Nawawi menjelaskan bahwa hari Tasyrik adalah hari makan dan minum.
Melakukan maksiat di bulan Dzulhijjah sangat dilarang karena dapat menghalangi seseorang dari rahmat Allah. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Sebagai salah satu bulan haram, Dzulhijjah ditetapkan sebagai masa di mana pertumpahan darah harus dihindari, kecuali dalam kondisi darurat demi membela diri.
Dengan memahami dan menghindari larangan-larangan di atas, semoga kita dapat memaksimalkan ibadah dan meraih keberkahan di bulan Dzulhijjah.***