SERAYUNEWS-Masalah lingkungan dan konservasi dan tambang galian C menjadi prioritas dalam pembahasan rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Rakor tersebut digelar di rumah dinas Bupati Banjarnegara, Selasa (1/7/2025).
Bupati Banjarnegara dr Amalia Desiana yang memimpin rapat koordinasi tersebut menyebutkan ada empat hal yang menjadi pembahasan utama. Empat hal tersebut yakni masalah konservasi lingkungan, pengelolaan sampah, penambangan galian golongan C, dan inisiasi program Forkopimda Goes to School.
Menurutnya, permasalahan sampah di Banjarnegara saat ini sudah sangat mendesak dan memerlukan penanganan serius. Sebagai langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan penataan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang ada di Desa Winong, Kecamatan Bawang. Sehingga, TPA tersebut dapat difungsikan dengan lebih optimal. Selain itu, ia juga penanganan sedimentasi Waduk Mrica sebagai solusi pendukung pengelolaan lingkungan.
“Sampah bukan hanya masalah estetika, tapi juga soal kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Kita perlu pembenahan pengelolaan TPA Winong dan edukasi kepada masyarakat,” katanya.
Selain itu, penambangan galian C yang ada di Banjarnegara juga menjadi perhatian bupati. Untuk itu dia meminta agar kegiatan penambangan ditangani dengan lebih tertib dan tidak menimbulkan gejolak di masyarakat, seperti yang terjadi di beberapa lokasi penambangan beberapa waktu lalu.
“Jangan sampai terjadi gejolak di masyarakat akibat adanya pertambangan ini. Untuk itu kita butuh pengawasan dan penegakan aturan yang konsisten,” katanya.
Selain itu, Bupati juga menggagas program ‘Forkopimda Goes to School’. Program ini merupakan upaya pendekatan edukatif untuk menekan kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkotika. Program ini bertujuan mendekatkan aparat penegak hukum (APH) dengan siswa dengan pendekatan kekinian dan tidak menegangkan.
“Kita ingin anak-anak merasa dilindungi, bukan ditakuti. Sinergi Forkopimda sangat diperlukan untuk mendampingi generasi muda,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPKPLH) Herrina Indri Hastuti mengungkapkan bahwa volume sampah di Banjarnegara telah mencapai lebih dari 272 ton. Namun, hanya sekitar 21.000 ton atau 10,95 persen yang berhasil diangkut.
“Sebagian besar sampah lainnya ditumpuk begitu saja, bahkan banyak yang berakhir di bantaran sungai. Sebanyak 40 persen dari total sampah merupakan limbah makanan,” katanya.
Menurutnya, luasan TPA Winong saat ini mencapai 3,8 hektare, namun yang efektif digunakan baru 3,4 hektare. Rata-rata, TPA menerima sekitar 60 ton sampah per hari.