
SERAYUNEWS – Belakangan ini, publik dikejutkan oleh kabar keretakan rumah tangga pasangan yang telah membina hubungan selama puluhan tahun.
Kabar terbaru yang menerpa mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan Atalia Praratya, menambah daftar panjang fenomena perceraian di usia senja. Sebelumnya, dunia juga menyaksikan perpisahan tokoh besar seperti Bill Gates hingga aktor Hugh Jackman.
Fenomena ini dikenal dalam dunia psikologi dengan istilah Gray Divorce. Lantas, apa sebenarnya yang membuat pasangan yang sudah menua dan dianggap stabil justru memilih untuk berpisah?
Istilah gray divorce (perceraian abu-abu) merujuk pada fenomena perceraian yang terjadi pada pasangan berusia 50 tahun ke atas. Dinamakan demikian karena pada usia tersebut, umumnya pasangan sudah mulai memiliki rambut beruban atau “abu-abu”.
Mengutip data dari Cleveland Clinic, perpisahan di tahap ini seringkali mengejutkan lingkungan sekitar karena pasangan dianggap sudah saling memahami setelah melewati suka duka selama berdekade-dekade.
Namun, kenyataannya, banyak masalah yang selama ini hanya “ditumpuk” atau disembunyikan akhirnya meledak ketika usia mereka menginjak paruh baya.
Data statistik menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Berdasarkan studi The Graying of Divorce (2022), angka perceraian lansia meningkat drastis.
Jika pada tahun 1990-an hanya sekitar 8,7% pasangan usia 50+ yang bercerai, angka tersebut melonjak menjadi 36% pada tahun 2019.
Menariknya, saat angka perceraian pasangan muda menurun, kelompok usia di atas 65 tahun justru menjadi satu-satunya kelompok dengan tingkat perceraian yang terus menanjak.
Ada alasan-alasan kompleks di balik keputusan besar untuk mengakhiri pernikahan yang sudah berumur puluhan tahun:
1. Empty Nest Syndrome (Sindrom Sarang Kosong)
Ini adalah pemicu yang paling klasik. Ketika anak-anak sudah dewasa, mandiri, dan meninggalkan rumah, pasangan suami istri tiba-tiba hanya tinggal berdua.
Pada momen inilah banyak pasangan baru menyadari bahwa selama ini mereka hanya bertahan demi anak. Tanpa adanya sosok anak di rumah, mereka tersadar bahwa tidak ada lagi kesamaan atau keintiman yang tersisa di antara mereka.
2. Konflik Finansial Menjelang Pensiun
Masalah keuangan tidak hanya menghantui pasangan muda. Menjelang masa pensiun, perbedaan gaya hidup dan cara mengelola tabungan bisa memicu keretakan.
Ketidakjujuran finansial, seperti utang rahasia atau pengeluaran impulsif di saat pendapatan mulai berkurang, seringkali menjadi alasan kuat untuk berpisah demi mengamankan aset masing-masing di hari tua.
3. Perselingkuhan dan Kehilangan Kepercayaan
Pengkhianatan tidak mengenal usia. Perselingkuhan tetap menjadi penyebab utama perceraian di segala kelompok umur.
Bagi pasangan lansia, membangun kembali rasa percaya setelah dikhianati di usia senja seringkali dianggap jauh lebih melelahkan daripada memilih untuk memulai hidup baru sendirian.
4. Pergeseran Tujuan Hidup
Setelah pensiun, seseorang seringkali memiliki pandangan baru tentang bagaimana mereka ingin menghabiskan sisa hidupnya. Jika pasangan tidak lagi searah, misalnya yang satu ingin beristirahat dengan tenang sementara yang lain ingin terus bertualang, perbedaan visi ini bisa memicu perpisahan.
Nah itu dia penjelasan lengkap tentang gray divorce dan penyebabnya.***