SERAYUNEWS- Profesi guru memegang peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk generasi berdaya saing. Motivasi menjadi guru lahir dari berbagai alasan yang bersifat personal maupun sosial.
Selain menjadi jalan untuk berbagi ilmu, profesi guru juga menawarkan kesempatan mengasah kemampuan, mengembangkan potensi, serta menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak didik.
Pendidikan memegang peranan sentral dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bukan sekadar proses mentransfer ilmu, tetapi juga sarana membentuk karakter dan menumbuhkan potensi siswa agar siap menghadapi tantangan masa depan.
Seperti ditegaskan oleh Sukma (2020), guru dan tenaga kependidikan adalah ujung tombak dalam usaha meningkatkan daya saing generasi penerus bangsa.
Melansir berbagai sumber, berikut kami sajikan ulasan selengkapnya mengenai motivasi menjadi guru:
Guru memiliki peran yang sangat penting. Mereka adalah pendidik profesional yang secara sadar menjalankan tugas membina, membimbing, mengarahkan, menilai, serta mengevaluasi peserta didik sejak usia dini hingga dewasa.
Melalui proses tersebut, guru diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai moral, keterampilan, dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia, menegaskan peran guru sebagai sosok ing ngarsa sung tuladha, artinya di depan memberi teladan.
Guru harapannya tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga menjadi figur inspiratif yang menunjukkan perilaku baik dan membangun budaya positif di lingkungan sekolah.
Motivasi adalah faktor penentu dalam menjalankan peran guru secara optimal. Motivasi mendorong guru tetap semangat mengajar meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.
Menurut Warsono (2017), motivasi menjadi guru lahir dari keikhlasan, kasih sayang, dan idealisme mendidik generasi muda. Sikap ini memengaruhi strategi mengajar, tingkat komitmen, serta kepuasan profesional guru (Indraswati dkk., 2020).
Motivasi juga menjadi daya penggerak agar guru terus meningkatkan kualitas diri. Dewi (2018) menegaskan, motivasi positif akan membantu guru melaksanakan tugasnya dengan baik, yang secara otomatis berdampak pada tercapainya tujuan pendidikan.
Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi menjadi guru. Menurut Nasrullah et al. (2018), faktor internal antara lain motivasi pribadi, persepsi, emosi, bakat, dan penguasaan pengetahuan.
Sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan sosial, serta kebijakan pendidikan yang berlaku.
Guru yang termotivasi akan berupaya terus memperbaiki kualitas pembelajaran demi meningkatkan hasil belajar siswa. Mereka menyadari bahwa perkembangan pendidikan tidak lepas dari usaha memperbaiki proses mengajar dan membina hubungan baik dengan peserta didik.
Sayangnya, di Indonesia profesi guru belum selalu menjadi pilihan utama. Banyak orang memilih profesi guru hanya karena tidak menemukan pekerjaan lain (Klassen, 2011).
Padahal, tanggung jawab seorang guru sangat besar dan membutuhkan dedikasi tinggi. Guru harus mampu menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kondisi sarana pendidikan yang belum merata, jumlah siswa yang padat, hingga tuntutan perkembangan teknologi pendidikan yang terus berubah.
Guru sejatinya adalah agen perubahan. Dengan motivasi yang kuat, guru bisa menjadi motor penggerak kemajuan masyarakat dan bangsa. Seorang guru harus memiliki semangat memperbaiki diri, meningkatkan keterampilan, dan mengembangkan wawasan agar mampu beradaptasi dengan zaman.
Husdarta (2011) mengemukakan teori naluri, yaitu bahwa pengalaman hidup memengaruhi perilaku seseorang. Naluri bertahan dan naluri mengembangkan diri membuat guru terpacu untuk terus melakukan tindakan yang bermanfaat bagi muridnya.
Salah satu pendekatan yang dapat meningkatkan motivasi guru adalah inkuiri apresiatif. Pendekatan ini mengedepankan kekuatan positif, kolaborasi, dan penghargaan terhadap potensi guru.
Susanto (2020) menyebutkan bahwa motivasi negatif perlu diantisipasi karena bisa membuat seseorang mudah menyerah dan berpaling dari profesi guru. Oleh karena itu, pola pikir positif harus terus dipupuk agar guru tetap teguh pada panggilan hatinya.
Di samping motivasi umum, ada pula alasan personal yang kerap mendorong seseorang menjadi guru, antara lain:
Guru memikul tanggung jawab besar dalam mencetak generasi cerdas dan berkarakter. Motivasi yang kuat akan mendorong guru melaksanakan tugas secara profesional dan penuh dedikasi.
Dengan semangat tersebut, guru bukan hanya menjadi pengajar, tetapi juga pembimbing dan teladan yang mampu menginspirasi siswa meraih masa depan gemilang.