SERAYUNEWS – Seorang pria berinisial S (35), warga Purbalingga, kembali ditangkap polisi usai menyamar sebagai anggota Polresta Banyumas dan mencuri sepeda motor milik seorang mahasiswi.
Aksi kejahatan ini terungkap dalam konferensi pers yang digelar Satreskrim Polresta Cilacap, Selasa (10/6/2025).
Korban, DAP (26), mahasiswi asal Majenang, mengenal pelaku melalui aplikasi pesan instan. Ia kemudian mengaku sebagai polisi dari bagian reserse Polresta Banyumas dan mengajak korban bertemu di Pos Lantas Sokaraja.
Dari sana, mereka pergi berboncengan ke Pantai Widarapayung, Binangun, menggunakan motor milik korban.
Namun saat korban sedang menunaikan salat, pelaku justru menunjukkan niat jahatnya.
“Pelaku mengaku sebagai anggota Polri yang berdinas di Polresta Banyumas. Ia mengajak korban bertemu di Pos Lantas Sokaraja, lalu pergi bersama ke Pantai Widarapayung Binangun menggunakan sepeda motor milik korban,” ujar Kanit Reskrim Polresta Cilacap, Iptu Dwi Kurniawan.
S mencuri STNK, uang tunai Rp100 ribu, dan membawa kabur sepeda motor korban saat ia lengah.
Korban baru melaporkan kejadian tersebut pada 26 Mei 2025. Polisi segera melakukan penyelidikan dan berhasil membekuk pelaku di Kelurahan Purbalingga Lor hanya dalam waktu dua pekan.
Dari tangan tersangka, polisi menyita barang bukti berupa sepeda motor milik korban, BPKB, helm, jaket, sepatu, dan ponsel milik pelaku.
Penelusuran petugas mengungkap fakta mengejutkan: S merupakan residivis kambuhan dengan lima kali rekam jejak kejahatan, termasuk pencurian dengan kekerasan dan penipuan.
“Ngaku polisi karena daya tariknya luar biasa, cewe langsung nyangkut. Saya ngakunya dinas di Polresta Banyumas di bagian Reserse,” ujarnya.
Atas tindakannya, pelaku kena jerat Pasal 362 KUHP tentang pencurian, dengan ancaman maksimal lima tahun penjara.
Tak hanya itu, dalam konferensi pers tersebut, Polresta Cilacap juga mengungkap kasus pencurian lain di wilayah Cilacap Tengah serta kasus pengeroyokan di Gandrungmangu. Semua pengungkapan ini merupakan bagian dari Operasi Aman Candi yang digelar 12–31 Mei 2025.
Operasi ini berhasil mencapai 7 target non-TO (non target operasi) dan mengungkap 13 kasus tambahan.