Jika Anda orang tua, siswa baru, atau guru, penting untuk memahami seperti apa pelaksanaan MPLS Ramah tahun ini agar bisa terlibat secara aktif dan positif.
Tema Besar: MPLS Ramah
Istilah MPLS Ramah bukan sekadar slogan. Tema ini menggambarkan arah baru dalam pengenalan lingkungan sekolah—yakni membentuk suasana yang edukatif, menyenangkan, dan jauh dari praktik perploncoan.
Prinsip-prinsip utama MPLS Ramah adalah:
Ramah: Mengedepankan kenyamanan siswa
Edukatif: Fokus pada pembelajaran, bukan perintah-perintah kosong
Inklusif: Menerima keberagaman tanpa diskriminasi
Partisipatif: Mengajak semua pihak terlibat aktif
Fleksibel: Disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah
Jadwal Pelaksanaan MPLS 2025
MPLS Ramah tahun ini dilaksanakan selama 5 hari kerja di minggu pertama tahun ajaran baru, sesuai kalender akademik daerah masing-masing.
Bagi sekolah berasrama, durasinya bisa lebih panjang, namun tetap harus mengacu pada prinsip ramah anak.
Semua kegiatan dilakukan di jam sekolah, dengan pengawasan guru dan tenaga pendidik. Tujuannya agar proses pengenalan berjalan aman, tertib, dan penuh makna.
Kegiatan Wajib dalam MPLS Ramah
Berikut sejumlah kegiatan inti yang harus dilakukan setiap sekolah selama MPLS 2025:
Penumbuhan Karakter & Profil Lulusan:
Termasuk gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, seperti bangun pagi, ibadah, makan sehat, hingga gemar belajar dan tidur cukup.
Pertemuan Pagi Ceria:
Kegiatan seperti senam pagi, menyanyikan lagu kebangsaan, dan doa bersama untuk membangun semangat dan rasa kebersamaan.
Pengenalan Warga Sekolah:
Siswa diajak berkenalan dan berinteraksi positif dengan guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, hingga karyawan sekolah.
Pengenalan Sarana & Prasarana:
Meliputi tur keliling sekolah, pengenalan fungsi ruangan, serta pemahaman terhadap akses keamanan dan kebersihan.
Pengenalan Lingkungan Sekitar Sekolah:
Bisa dalam bentuk kegiatan sosial atau gotong royong, mengenalkan siswa pada masyarakat sekitar.
Visi, Misi, dan Identitas Sekolah:
Untuk menumbuhkan rasa memiliki dan bangga terhadap sekolah baru mereka.
Pengenalan Kurikulum:
Termasuk intrakurikuler (mata pelajaran) dan kokurikuler (aktivitas pendukung akademik) yang dijalankan di sekolah.
Eksplorasi Ekstrakurikuler:
Siswa diberi kesempatan mengenal berbagai kegiatan non-akademik untuk menyalurkan minat dan bakat.
Budaya Sekolah:
Termasuk tata tertib, kegiatan rutin, program kebersihan, dan nilai-nilai khas sekolah.
Kegiatan Pilihan yang Boleh Ditambahkan
Sekolah juga bisa menambahkan kegiatan edukatif lain seperti:
Edukasi kesehatan dan keselamatan kerja
Penguatan nilai kebangsaan dan empat pilar negara
Pencegahan pernikahan dini, pornografi, judi online, dan penyalahgunaan NAPZA
Semua kegiatan ini harus disesuaikan dengan tingkat usia dan latar belakang siswa.
Materi MPLS yang Wajib Disampaikan
Materi MPLS 2025 terbagi dalam beberapa ruang lingkup, di antaranya:
Karakter dan Spiritualitas: Penekanan pada iman, takwa, dan kebiasaan baik
Kewargaan dan Kepedulian Sosial: Pengenalan terhadap lingkungan, masyarakat, serta norma sosial
Kesehatan Fisik dan Mental: Edukasi gaya hidup sehat dan keseimbangan aktivitas
Kreativitas dan Kemandirian: Menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat belajar
Komunikasi dan Kolaborasi: Mengajak siswa untuk terbuka, berpendapat, dan bekerja sama
Larangan Selama MPLS
Kemendikdasmen menegaskan bahwa kegiatan berikut ini dilarang keras selama MPLS:
Memberikan tugas yang tak masuk akal atau tidak edukatif
Kegiatan yang mengarah pada kekerasan fisik dan mental
Pelaksanaan MPLS tanpa pendampingan guru
Pemaksaan penggunaan atribut tidak relevan (seperti topi aneh atau tas karung)
Semua bentuk perploncoan dan praktik senioritas yang merendahkan siswa baru
MPLS kini bergerak ke arah yang lebih progresif: bukan sekadar formalitas menyambut siswa baru, tapi juga bagian dari pembentukan karakter, semangat belajar, dan kebiasaan positif.
Anda sebagai orang tua, guru, atau siswa sendiri, bisa ikut memastikan bahwa proses ini berjalan dengan semangat inklusif, ramah, dan berorientasi pada masa depan anak-anak Indonesia.
Sekolah yang ramah, lingkungan yang aman, dan pendekatan yang manusiawi adalah awal dari pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna.***