SERAYUNEWS- Pemerintah Republik Indonesia mempercepat respons terhadap pelemahan ekonomi domestik akibat tekanan global dengan meluncurkan paket stimulus ekonomi senilai Rp24,44 triliun untuk periode Juni hingga Juli 2025.
Langkah ini bertujuan menjaga daya beli masyarakat sekaligus menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional.
Presiden Prabowo Subianto memimpin langsung rapat terbatas bersama jajaran menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta pada Senin (2/6/2025), untuk mengesahkan paket stimulus tersebut.
Pemerintah mengalokasikan Rp23,59 triliun dari APBN dan Rp850 miliar dari non-APBN guna menjalankan lima kebijakan utama.
Melansir keterangan di laman milik Kementerian Keuangan, berikut kami sajikan informasi mengenai program Stimulus Ekonomi Rp24,44 Triliun dari pemerintah:
Pemerintah menetapkan lima kebijakan dalam paket stimulus, yakni:
Pemerintah menggunakan stimulus ini untuk mendorong konsumsi masyarakat dan memacu laju pertumbuhan ekonomi.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 4,87% secara tahunan, dan pemerintah ingin mempertahankannya agar tetap solid.
Direktur Jenderal Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, menyampaikan bahwa masyarakat cenderung meningkatkan konsumsi saat libur sekolah dan menjelang tahun ajaran baru.
Untuk itu, pemerintah mengucurkan Rp940 miliar untuk memberikan diskon transportasi dan potongan tarif tol sebesar 20% kepada sekitar 110 juta pengguna.
Melalui langkah ini, pemerintah berharap sektor transportasi, pariwisata, perhotelan, dan UMKM ikut terdongkrak.
Pemerintah juga menyalurkan Rp11,93 triliun untuk memperkuat bansos kepada 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) agar mereka bisa melakukan konsumsi secara percaya diri.
“Kami melihat kebutuhan masyarakat meningkat di bulan Juni dan Juli, jadi kami hadirkan stimulus agar mereka bisa belanja tanpa ragu,” kata Febrio dalam keterangannya.
Untuk mendukung industri padat karya yang terkena imbas perang dagang, pemerintah mengalokasikan Rp10,72 triliun dalam bentuk subsidi upah.
Pemerintah juga memperpanjang potongan 50% iuran JKK bagi 2,7 juta pekerja di enam sektor industri padat karya.
Dia menjelaskan, perusahaan bisa mendapatkan ruang untuk bertahan, sementara pekerja formal menerima tambahan pendapatan sebesar Rp600.000 per orang.
Langkah ini penting karena tantangan global masih akan berlangsung cukup lama.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 bisa menyentuh angka 5%, lebih tinggi dari prediksi IMF yang memperkirakan hanya 4,7%. Karena itu, pemerintah mengandalkan stimulus ini sebagai penggerak utama.
Pihaknya terus menjaga momentum pertumbuhan. Dengan stimulus ini, pemerintah berharap konsumsi meningkat dan aktivitas ekonomi ikut bergerak.
Menurut analisis Kementerian Keuangan, paket stimulus ini mampu menyelamatkan 700 ribu orang dari kemiskinan dan mencegah 300 ribu orang jatuh dalam pengangguran.
Ekonom sekaligus Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Fithra Faisal Hastiadi, menilai paket stimulus Juni-Juli lebih efektif dibandingkan program diskon listrik di kuartal I-2025 yang hanya mampu mendorong konsumsi sebesar 4,89%.
“Tambahan bansos dan subsidi upah ini mendorong masyarakat segera belanja. Pemerintah ingin menciptakan efek rebound di kuartal II,” jelas Fithra.
Dengan stimulus ekonomi senilai Rp24,44 triliun, pemerintah menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Stimulus ini bukan hanya menjaga daya beli rakyat, tapi juga membuka ruang pemulihan yang lebih cepat bagi sektor-sektor strategis. Ekonomi Indonesia siap melaju lebih kencang!