
SERAYUNEWS – Di tengah hiruk-pikuk dunia usaha, Ho Hanadhi Hopito mengambil langkah yang tidak biasa bagi sebagian orang. Pemilik Hana Meatshop ini memilih menanggalkan sejenak kesibukannya sebagai pengusaha daging untuk kembali ke bangku kuliah. Menariknya, pilihannya jatuh pada Program Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Langkah Hanadhi ini sekaligus menjadi potret hidup betapa sekat-sekat perbedaan agama dan latar belakang sosial luluh di dalam koridor akademik UMP. Sebagai seorang pemeluk agama Buddha, ia mengaku menemukan kenyamanan di kampus yang bernapaskan nilai-nilai Islam ini. Bagi Hanadhi, UMP bukan sekadar institusi pendidikan, melainkan lingkungan yang ramah dan profesional.
“Saya merasa sangat diterima dan disambut hangat oleh UMP. Bagi saya, UMP bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga ruang untuk membangun relasi, membuka peluang bisnis, dan memperluas wawasan,” ujarnya dengan nada bangg, Minggu (21/12/2025).
Keputusan Hanadhi kembali belajar bukan tanpa alasan kuat. Di balik setiap transaksi bisnisnya, ia menyadari bahwa pengalaman saja tidak cukup. Ia membutuhkan fondasi manajerial yang kokoh untuk membawa bisnisnya ke level yang lebih tinggi.
“Saya ingin membawa ilmu manajemen yang saya pelajari ke bisnis saya. Pendidikan itu investasi jangka panjang,” ujarnya.
Fenomena hadirnya Hanadhi di UMP seolah menegaskan bahwa kampus ini telah bertransformasi menjadi “rumah besar” bagi siapa saja.
Hal ini sejalan dengan visi Rektor UMP, Prof. Dr. Jebul Suroso, yang memandang keberagaman mahasiswa sebagai energi untuk menciptakan iklim intelektual yang sehat.
“Kami bangga dan bersyukur melihat semakin banyak mahasiswa dari berbagai latar belakang, keyakinan, dan profesi memilih UMP. Ini membuktikan bahwa UMP bukan hanya kampus Islam, tetapi kampus ilmu pengetahuan yang menjunjung tinggi toleransi dan kebhinekaan,” kata Prof Jebul.
Sejauh ini, UMP memang dikenal sebagai kampus yang “berwarna”. Mulai dari mahasiswa internasional, praktisi, aktivis, hingga jurnalis berkumpul di sini. Hadirnya Hanadhi seolah menepis anggapan lama bahwa perguruan tinggi Islam bersifat eksklusif. Sebaliknya, UMP memosisikan diri sebagai kampus Islam Berkemajuan yang tetap menghormati setiap perbedaan.
“Kami ingin semua mahasiswa merasa aman, diterima, dan nyaman belajar di sini. UMP adalah rumah akademik bagi siapa saja yang ingin sukses,” kata Prof. Jebul.
Melalui sinergi antara dosen profesional dan jejaring kemitraan yang luas, UMP berharap kehadiran para pengusaha seperti Hanadhi mampu melahirkan inovasi segar yang berdampak luas bagi sektor usaha, baik di tingkat lokal maupun nasional. Di UMP, ilmu pengetahuan dan toleransi nyatanya bisa berjalan beriringan dalam satu harmoni.