SERAYUNEWS– Dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia, Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Cilacap bersama Pemerintah Kabupaten Cilacap melaksanakan kegiatan penanaman 5.000 bibit mangrove di wilayah Segara Anakan, Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, Kamis (24/7/2025).
Aksi ini turut melibatkan berbagai unsur masyarakat, mulai dari aktivis lingkungan, pelajar, mahasiswa, hingga tokoh masyarakat setempat. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program keberlanjutan Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal (IT) Cilacap yang telah berjalan sejak tahun 2019.
Pjs Integrated Terminal Manager Cilacap, Hamdan Rusmawan, menyampaikan bahwa program rehabilitasi mangrove ini menjadi komitmen perusahaan untuk mendukung kelestarian lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakat.
“Acara hari ini adalah penanaman 5.000 bibit mangrove, di mana ini merupakan bagian dari program berkelanjutan Integrated Terminal Cilacap sejak 2019 hingga 2025. Hingga saat ini, total sudah sekitar 368.000 bibit mangrove yang ditanam di area Kutawaru, Segara Anakan,” ujarnya.
Hamdan menambahkan, Kutawaru dipilih karena memiliki potensi alam yang sangat besar namun masih belum termanfaatkan secara maksimal. Menurutnya, keberadaan mangrove sangat penting bagi kelangsungan ekosistem, termasuk mendukung budidaya biota laut seperti kepiting dan ikan.
Salah satu tokoh masyarakat yang dikenal sebagai Lokal Hero Kutawaru, Suradi, menyampaikan bahwa kini luas tanaman mangrove di wilayah tersebut telah mencapai hampir 100 hektare.
“Dampaknya sangat baik. Manfaat utamanya adalah mencegah abrasi dan memelihara ekosistem seperti kepiting, udang, dan ikan di Segara Anakan. Dahulu, pohon mangrove banyak ditebang untuk dijadikan arang. Sekarang masyarakat justru beralih menjadi nelayan karena hasil laut yang kembali melimpah berkat mangrove,” ungkapnya.
Ia juga menyebut, kini banyak warga yang memanfaatkan kawasan tersebut untuk budidaya ikan kerapu yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Dulu, empang budidaya hampir tidak ada, tetapi sekarang mulai tumbuh dan memberi penghasilan tambahan bagi masyarakat.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Kepala Dinas PSDA Kabupaten Cilacap, Hamzah Syafroedin, yang hadir mewakili Bupati Cilacap menyampaikan apresiasinya atas kontribusi semua pihak.
“Kami dari Pemerintah Kabupaten Cilacap sangat mendukung kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia. Cilacap merupakan salah satu kabupaten yang memiliki ikon mangrove, terutama di kawasan Segara Anakan. Ekosistem Kutawaru adalah bagian besar dari wilayah ini,” jelas Hamzah.
Ia menambahkan, kegiatan semacam ini sangat penting mengingat Cilacap juga merupakan kawasan industri. Rehabilitasi mangrove dapat membantu menyerap karbon dioksida serta menjaga keseimbangan lingkungan pesisir.
“Kami berharap tidak hanya Pertamina, tetapi industri-industri lain juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan seperti penanaman mangrove,” imbuhnya.
Dukungan terhadap upaya pelestarian mangrove juga datang dari dunia akademik. Wakil Direktur Bidang Akademik Politeknik Negeri Cilacap, Bayu Aji Girawan, menjelaskan bahwa institusinya telah berkontribusi dalam pengumpulan data ilmiah mengenai vegetasi mangrove di Kutawaru.
“Tahun lalu kami melakukan sensus vegetasi mangrove. Dalam waktu satu minggu, dua mahasiswa kami berhasil mencatat sekitar 60 jenis spesies mangrove yang ada di Kutawaru. Data tersebut kami dokumentasikan lengkap mulai dari morfologi, morfometri, anatomi, hingga taksonomi,” ujar Bayu.
Ia menegaskan bahwa mangrove bukan hanya penting bagi biota laut, tetapi juga berperan dalam meremediasi karbon dioksida, menghasilkan oksigen, serta menahan abrasi dan sedimentasi.
Melalui sinergi antara pemerintah, perusahaan, masyarakat, dan akademisi, ekosistem mangrove Kutawaru kini tidak hanya terjaga, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi lingkungan dan perekonomian warga.