SERAYUNEWS-Dinamika politik antarnegara membuat otoritas sepak bola Eropa atau UEFA tak mengizinkan dua negara tertentu bertemu. Ada beberapa negara yang tak bisa saling bertanding karena alasan politik. Sehingga, UEFA tak pernah mempertemukan negara-negara tersebut dalam satu grup. Termasuk ketika kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa yang saat ini sedang berlangsung.
Salah satu laga sepak bola yang tak akan terjadi di Eropa adalah antara Bosnia-Herzegovina melawan Kosovo. UEFA sudah menegaskan bahwa tak akan membuat grup yang mempertemukan kedua negara tersebut karena alasan politik.
Lalu mengapa laga itu tak diizinkan oleh UEFA? Alasannya karena dikhawatirkan akan terjadi hal yang tak diinginkan ketika dua negara itu bertemu. Lalu apa penyebab potensi adanya hal yang tak diinginkan?
Ternyata Bosnia-Herzegovina adalah salah satu dari dua negara bekas Yugoslavia yang tak mengakui kedaulatan Kosovo. Kosovo yang merupakan bekas Yugoslavia, mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008. Bosnia dan Serbia adalah negara yang tidak mengakui kedaulatan Kosovo.
Serbia tentu saja tidak mengakui kedaulatan Kosovo. Sebab, Serbia menilai Kosovo adalah bagian dari mereka. Sementara, mengapa Bosnia-Herzegovina tidak mengakui kedaulatan Kosovo?
BalkanInsight.com pernah menulis mengapa Bosnia tidak mengakui kedaulatan Kosovo. Ini karena Bosnia-Herzegovina adalah negara yang setidaknya memiliki tiga etnis yakni Bosnia, Serbia, dan Kroasia. Tiga etnis ini memiliki presiden yang dipilih secara demokratis.
Ketiga presiden dari tiga etnis ini akan bergiliran menjadi pemimpin puncak atau menjadi Presiden Bosnia-Herzegovina. Sebagai contoh Presiden etnis Kroasia yakni Zeljko Komsic menjadi Presiden Bosnia-Herzegovina pada 16 Juli 2023 sampai 16 Maret 2024.
Lalu Presiden etnis Bosnia yakni Denis Becirovic menjadi Presiden Bosnia-Herzegovina pada 16 Maret 2024 sampai 16 November 2024. Kini, Presiden etnis Serbia yakni Zeljka Cvijanovic menjadi Presiden Bosnia-Herzegovina dari 16 November 2024 sampai sekarang.
Pada 2020 lalu, presiden dari ketiga etnis berunding untuk memutuskan apakah Bosnia-Herzegovina mengakui Kosovo sebagai negara atau tidak. Tentu saja, tidak terjadi kesepakatan karena Presiden dari etnis Serbia menolak kedaulatan Kosovo. Itulah yang membuat Bosnia-Herzegovina tidak mengakui kedaulatan Kosovo. Maka, karena sikap politik Bosnia-Herzegovina tersebut membuat otoritas sepak bola Eropa tak membolehkan Bosnia bertemu Kosovo.
Insiden pernah terjadi saat laga sepak bola Albania melawan Serbia pada 2014 lalu. Saat itu, tiba-tiba ada drone yang masuk ke area lapangan. Drone tersebut membawa bendera Albania. Seorang pemain Serbia kemudian menghentikan drone itu dan mengambil bendera Albania. Aksi pemain Serbia bernama Stefan Mitrovic membuat pemain Albania dan fans murka. Kericuhan pun terjadi.
Sekadar diketahui, etnis Albania memang memiliki hubungan tak baik dengan Serbia. Apalagi, Kosovo adalah negara yang mayoritas etnis Albania. Jadi, etnis Albania tak hanya berada di negara Albania, tapi juga ada di beberapa negara lain, termasuk Kosovo.
Insiden yang juga masih diingat adalah ketika Piala Dunia 2018. Saat itu Serbia melawan Swiss. Memang tak ada masalah antarkedua negara. Namun, ada pemain Swiss yang merupakan etnis Albania dan lahir di Kosovo. Dia adalah Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka.
Maka, ketika Shaqiri mencetak gol ke gawang Serbia, dia melakukan selebrasi provokatif. Shaqiri berselebrasi dengan membentuk jari tangannya seperti sebuah elang. Elang diketahui adalah simbol dari etnis Albania.