
SERAYUNEWS – Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Zamzam Integrated Islamic School (ZIIS) yang berada di Desa Cikidang RT 08 RW 02, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas menjadi tuan rumah putaran pertama untuk Horseback Archery Grand Prix Series 2023 atau perlombaan memanah di atas kuda terhitung dari tanggal 6-9 Juli 2023.
Wakil Pimpinan Ponpes Modern ZIIS, Ryadh Arudhiskara mengungkapkan perlombaan tersebut di bawah naungan Perkumpulan Pemanah Berkuda Indonesia (KPBI). Untuk tahun ini pembukaannya di Kabupaten Banyumas yakni di Arena Ponpes Modern ZIIS. “Ada tiga kategori lomba yakni Korean Track, Qabak Track dan Kassai Track. Paling sulit itu Qabak Track, karena harus memanah dengan menaiki kuda pada sasaran di atas tower atau tiang,” kata dia, Jumat (7/7/2023).
Ada 27 peserta yang mengikuti perlombaan tersebut. Mereka berasal dari sembilan provinsi di Indonesia yakni dari Provinsi Banten, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Tengah. Lalu, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Pekanbaru. “Perlombaan ini keliling Indonesia. Ada empat series, series pertama di sini kemudian kedua di Riau, Klaten dan finalnya di Palembang,” ujarnya.
Tidak hanya membawa panah, namun para peserta juga mengenakan kostum yang cukup unik. Mereka mengenakan pakaian layaknya kesatria zaman dahulu, yang menurut Ryadh itu merupakan ciri khasnya. Dengan memakai pakaian kesatria mereka memanah dengan menunggang kuda.
“Pangeran mau jadi raja juga harus bisa memanah, beladiri dan sebagainya. Ini juga olahraga kegemaran Rasulullah, mengajarkan pada anak-anaknya untuk olahraga ini,” kata dia.
Olahraga memanah dan berkuda ini memang belum familiar di masyarakat umum. Namun, untuk saat ini peminatnya di Indonesia sudah cukup banyak. Ponpes Modern ZIIS berusaha agar olahraga tersebut bisa semakin populer dan banyak penggemarnya. “Ini juga masuk di ekstrakurikuler di ZIIS, memanah dan berkuda yang diambil nilainya memanah tetapi harus di atas kuda,” ujarnya.
Sementara itu menurut salah satu peserta yakni Kyan Wnagi Habibah (17), yang juga merupakan siswa dari Ponpes Modern ZIIS mengaku sudah beberapa kali mengikuti kejuaran Horseback Archery. Bahkan sampai mengikuti perlombaan di Polandia. “Tetapi kemarin memang belum juara,” katanya.
Ada kesulitan tersendiri untuk menjadi atlet olahraga tersebut. Selain harus menjaga keseimbangan di atas kuda, juga dibutuhkan fokus yang tinggi. Karena anak panah harus dapat mengenai sasaran pada laju kuda yang kencang. Selain itu juga poin tidak hanya dari panah yang mengenai sasaran saja, namun juga ada kecepatan waktu.
“Saya sudah belajar setahun ini, hingga saat ini selalu menjaga fokus dan keseimbangan berkuda. Karena kadang kan ada kuda yang lompat-lompat atau ngerem mendadak,” ujarnya.