SERAYUNEWS-Sebagai daerah rawan bencana, kesiapsiagaan dari tim relawan dan Tim Reaksi Cepat (TRC) penanggulangan bencana sangat diperlukan. Untuk itu, para relawan dan TRC Banjarnegara menggelar latihan bersama di Lapangan Desa Wanayasa, Kecamatan Wanayasa Banjarnegara, 30 Juli hingga 1 Agustus 2025.
Latihan bersama ini menjadi bagian dari upaya kesiapsiagaan dan peningkatan kapasitas, serta kesiapsiagaan dari relawan yang ada di Banjarnegara. Sehingga pada saatnya nanti, para relawan benar-benar siap dan kompeten saat terjadi bencana.
Wakil Bupati Banjarnegara, Wakhid Jumali saat meninjau Latber relawan TRC Siaga Bencana ini mengatakan, latihan bersama ini menjadi bagian penting. Sebab, relawan harus kompak dan memiliki kompetensi yang mumpuni, dengan begitu perannya dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat saat terjadi bencana.
“Tentunya ini akan meningkatkan kecakapan dan kompetensi relawan. Ini juga bisa menjadi sarana koordinasi dan konsolidasi sesama relawan. Harapannya, penanganan kebencanaan akan lebih baik,” katanya.
Menurutnya, hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara sangat berkomitmen mendukung kerja relawan. Sinergitas antara relawan dan pemerintah sangat diperlukan agar penanganan kebencanaan bisa berjalan cepat dan tepat.
“Pemerintah tidak bisa sendirian dalam penanganan kebencanaan. Relawan menjadi garda terdepan dan kunci keberhasilan dalam penanganan kebencanaan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aji Piluroso mengatakan, dalam kegiatan latihan bersama ini diikuti oleh sekitar 450 relawan dari berbagai unsur dan komunitas, mereka mendapatkan berbagai pelatihan terkait penanganan kebencanaan.
Latber bagi para relawan ini menjadi sangat penting, mengingat 70 persen wilayah Kabupaten Banjarnegara masuk dalam zona rawan bencana, khususnya tanah longsor. Dengan begitu, kapasitas dan kapabilitas relawan sangat diperlukan.
Menurutnya, pada kegiatan ini, para peserta mendapatkan pelatihan dan berbagai edukasi, termasuk adu skill sesama relawan yang meliputi kaji cepat, pendirian tenda darurat, penggunaan chainsaw atau gergaji mesin, serta pertolongan pertama.
“Jadi selain lomba, kegiatan ini juga difokuskan pada peningkatan kemampuan, termasuk dalam pencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana,” katanya.