SERAYUNEWS- Ada banyak cerita saat pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025, di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Di antara ribuan peserta yang mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi tersebut, ada satu kisah menginspirasi seorang Talia Auliya Putri, siswi kelas XII SMA Negeri 1 Sokaraja.
Dia datang ke lokasi ujian, dengan kondisi berbeda. Gadis tangguh ini harus mengikuti ujian di atas kursi roda, usai kecelakaan tunggal sehari sebelum ujian berlangsung.
Insiden tersebut terjadi di daerah Kelurahan Grendeng, Kecamatan Purwokerto Utara. Sepeda motor yang ia kendarai, mengalami kegagalan fungsi rem yang menyebabkan Talia jatuh dan mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.
Mengetahui kondisi peserta, panitia UTBK-SNBT Unsoed langsung bertindak cepat. Orang tua Talia menghubungi pihak panitia pada H-1 untuk mengabarkan kondisi putrinya.
Koordinator Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pusat UTBK 351 Unsoed, Eko Sumanto, menjelaskan bahwa pihak kampus memang sudah menyiapkan prosedur untuk menangani kejadian-kejadian insidental seperti ini.
“Sejak beberapa tahun terakhir, kami sudah rutin menyiapkan skema khusus bagi peserta berkebutuhan atau mengalami kendala mendadak. Untuk Talia, kami siapkan ruang ujian di lantai satu agar mudah. Lengkap dengan kursi roda, pengawas dan teknisi khusus, serta dokter yang standby di lokasi,” jelas Eko.
Talia telah mengikuti UTBK-SNBT pada Sabtu, 26 April 2025. Sebelum mulai mengerjakan soal, Talia terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter panitia.
Setelah siap untuk mengikuti ujian, ia pun mulai mengerjakan soal pada pukul 13.00 WIB sesuai jadwal sesi siang.
Meski mengalami rasa sakit dan keterbatasan fisik, Talia tetap menunjukkan semangat tinggi. Ia tak ingin kehilangan kesempatan untuk meraih cita-citanya masuk perguruan tinggi negeri favorit.
“Saya jatuh karena kampas rem habis. Waktu itu ngerem sendiri, terus gancet, dan akhirnya jatuh. Ini kecelakaan tunggal,” tutur Talia dalam keterangannya.
Tak hanya mengikuti ujian dengan semangat, Talia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Unsoed yang telah memberikan fasilitas dan keringanan khusus. Termasuk memakai sandal selama ujian karena lukanya belum sembuh.
Dalam seleksi UTBK-SNBT 2025 ini, Talia mendaftar ke tiga program studi dari tiga perguruan tinggi berbeda:
1. Sekolah Bisnis – Institut Pertanian Bogor (SB-IPB)
2. Program Studi Manajemen – Fakultas Ilmu Budaya Unsoed
3. Perbankan Syariah – Politeknik Negeri Semarang (Polines)
Ketiganya merupakan program studi bergengsi yang menjadi incaran banyak calon mahasiswa. Talia pun berharap kondisi yang ia alami tidak menghalangi langkahnya untuk bisa lolos seleksi dan diterima di salah satu prodi impiannya.
Eko Sumanto menambahkan bahwa UTBK-SNBT 2025 di Unsoed memang dirancang inklusif. Selain Talia, terdapat tiga peserta disabilitas lainnya yang mengikuti ujian pada Senin, 28 April 2025.
Untuk mereka, panitia menyiapkan tiga ruang khusus yang tersebar di Gedung D Fakultas Pertanian dan Gedung UPT Bahasa. Ujian akan dilaksanakan dalam tiga sesi agar pelaksanaan tetap lancar dan kondusif.
“Kami ingin memastikan seluruh peserta, tanpa terkecuali, mendapatkan akses dan kenyamanan yang setara. Hal ini menjadi komitmen Unsoed dalam mendukung pendidikan inklusif,” tegas Eko.
Kisah Talia Auliya Putri menjadi potret semangat juang generasi muda yang patut diapresiasi.
Di tengah keterbatasan fisik akibat kecelakaan, ia tetap fokus pada tujuan utamanya: meraih masa depan yang lebih cerah melalui jalur pendidikan tinggi.
Dedikasi panitia UTBK Unsoed dalam memberikan fasilitas inklusif juga menunjukkan pentingnya empati dan kesetaraan dalam dunia pendidikan.
Semoga semangat Talia menjadi inspirasi bagi peserta lainnya bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih impian.