SERAYUNEWS – Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) diperingati setiap tanggal 20 Mei sebagai bentuk penghormatan terhadap lahirnya semangat persatuan dan nasionalisme bangsa Indonesia.
Tanggal ini dipilih untuk mengenang berdirinya organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908, yang dianggap sebagai tonggak awal pergerakan nasional menuju kemerdekaan.
Memasuki peringatan Harkitnas 2025, mari simak kembali sejarah penting ini sebagai refleksi perjuangan masa lalu dan motivasi membangun masa depan bangsa.
Budi Utomo adalah organisasi pemuda pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial, pendidikan, dan budaya.
Didirikan oleh Dr. Soetomo bersama para mahasiswa School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di Batavia, organisasi ini menjadi simbol kesadaran kolektif anak bangsa untuk bangkit dari keterpurukan akibat penjajahan Belanda.
Meski keanggotaan awalnya terbatas pada etnis Jawa dan Madura, Budi Utomo membuka jalan bagi lahirnya berbagai organisasi pergerakan lain, seperti Sarekat Islam dan Indische Partij, yang memiliki jangkauan lebih luas secara geografis dan sosial.
Kebangkitan Nasional Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi penderitaan panjang akibat kolonialisme, ingatan akan kejayaan masa kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit, serta munculnya kaum terpelajar yang menyuarakan perubahan.
Faktor eksternal mencakup bangkitnya gerakan nasionalisme di Asia dan kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905 yang menggugah semangat perlawanan bangsa-bangsa Asia terhadap dominasi Barat.
Penerapan Politik Etis oleh pemerintah kolonial Belanda, khususnya dalam bidang pendidikan, turut mendorong lahirnya elite intelektual pribumi.
Walau akses pendidikan tinggi masih terbatas pada anak-anak dari golongan priyayi atau bangsawan, sekolah-sekolah seperti STOVIA dan MULO menghasilkan generasi yang mampu memahami ide-ide kebebasan dan demokrasi dari Barat.
Elite terdidik ini kemudian menjadi pelopor gerakan kemerdekaan, termasuk tokoh-tokoh seperti Soetomo, Ki Hajar Dewantara, dan Haji Agus Salim. Mereka menyuarakan kritik terhadap pemerintah kolonial dan menginisiasi organisasi pergerakan rakyat.
Gerakan nasional terus berkembang melalui pendirian partai-partai politik seperti Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Sukarno pada 1927.
Momentum penting lainnya adalah Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, di mana pemuda dari berbagai daerah bersatu menyatakan satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa—Indonesia.
Deklarasi ini memperkuat semangat nasionalisme yang kemudian menjadi dasar perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Hari Kebangkitan Nasional resmi ditetapkan pada 1959 melalui Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959.
Meskipun tidak termasuk hari libur nasional, Harkitnas setiap tahunnya menjadi momen penting untuk mengenang perjuangan para tokoh pergerakan dan menumbuhkan kembali semangat cinta tanah air di kalangan masyarakat Indonesia.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2025 menjadi momentum penting untuk merefleksikan nilai-nilai perjuangan, persatuan, dan pendidikan yang telah mengantarkan Indonesia menuju kemerdekaan.
Dengan semangat Harkitnas, generasi saat ini diharapkan terus melanjutkan perjuangan para pendahulu dalam membangun Indonesia yang lebih maju, adil, dan berdaulat.
***