SERAYUNEWS- Pendaftaran Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) 2025 segera tutup. Jika tak di perpanjang pendaftaran seleksi UM-PTKIN 2025 berlangsung hingga 28 Mei 2025 pukul 23.59 WIB.
Menyongsong fase ujian, Panitia Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) PTKIN terus memperkuat sistem seleksi berbasis digital demi menjamin integritas, efisiensi, dan keadilan akademik.
Dalam rangka finalisasi persiapan teknis, panitia menggelar sosialisasi nasional secara daring melalui Zoom Meeting.
Seluruh Kelompok Kerja (Pokja) Lokal PTKIN dari berbagai wilayah Indonesia hadir untuk menyamakan persepsi dan mematangkan mekanisme pelaksanaan ujian.
Ketua Panitia Nasional PMB PTKIN, Prof. Masnun Tahir, menegaskan pentingnya komitmen seluruh tim untuk menjaga kualitas seleksi.
Menurutnya, penggunaan teknologi dalam proses seleksi memang membawa banyak kemudahan, namun tidak boleh melupakan nilai-nilai kejujuran dan akuntabilitas.
“Kami ingin proses seleksi bukan hanya berjalan lancar secara teknis, tetapi juga tetap bermutu dan terpercaya,” ujar Prof. Masnun dalam keterangannya, Kamis (22/5/2025)
Ia juga menambahkan bahwa sistem Seleksi Sistem Elektronik (SSE) secara daring harus terus di awasi ketat agar tidak memberi celah terhadap praktik kecurangan.
“Teknologi memberi efisiensi, tapi integritas harus tetap menjadi panglima,” tegasnya.
Sementara itu, Prof. Zul Fahmi, Koordinator Penjaminan Mutu PMB PTKIN, menyoroti bahwa keberhasilan seleksi UM-PTKIN tidak semata soal teknis. Tetapi menyangkut komitmen etika dan mutu akademik.
“Transparansi, keadilan, dan kejujuran adalah prinsip dasar yang harus hadir dalam setiap tahap seleksi,” kata Prof. Zul.
Ia menekankan perlunya audit dan evaluasi menyeluruh dalam proses pelaksanaan SSE. Menurutnya, mutu tidak bisa di bangun instan. Tetapi memerlukan proses berkelanjutan yang melibatkan semua pihak, mulai dari panitia hingga peserta dan masyarakat.
Haris Setiaji, Koordinator Pokja SSE, mengungkapkan bahwa sistem SSE terus dikembangkan setiap tahun untuk menyesuaikan tantangan baru di dunia digital.
Terutama dalam mengantisipasi potensi kecurangan seperti joki dan penggunaan alat komunikasi ilegal.
“Kami telah melakukan berbagai perbaikan teknis, termasuk pemantauan perilaku peserta dan pelacakan perangkat ujian,” jelas Haris.
Tak hanya itu, panitia juga mulai menerapkan algoritma kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi anomali dalam pola pengerjaan soal yang mencurigakan.
“Data tiap tahun dianalisis dan menjadi dasar pembaruan sistem. Ini bukan persiapan musiman, tapi kerja panjang dan serius,” tambahnya.
Dengan penguatan sistem, perbaikan berkelanjutan, dan komitmen pada etika akademik, UM-PTKIN 2025 tak hanya menjadi ajang seleksi biasa.
Tetapi juga refleksi atas transformasi seleksi masuk perguruan tinggi yang makin transparan, adil, dan adaptif terhadap zaman.
Calon mahasiswa dan orang tua diimbau untuk terus mengikuti informasi resmi dari panitia serta mempersiapkan diri sebaik mungkin demi menghadapi seleksi yang semakin ketat dan kompetitif ini.