SERAYUNEWS – Nama Bigmo mungkin belum terlalu familiar untuk banyak orang. Namun, kini ia menyita perhatian publik karena satu pernyataan kontroversial: menyebut Surabaya sebagai “kota ter-L”.
Ucapan itu ia sampaikan dalam video TikTok miliknya, dan tak butuh waktu lama untuk viral. Netizen pun ramai-ramai menelusuri siapa sebenarnya sosok di balik akun @momonotnice ini.
Dalam videonya, Bigmo mengungkapkan kekecewaannya selama berada di Surabaya. Ia bahkan bersumpah tidak akan menginjakkan kaki lagi di kota tersebut.
“Serius, Surabaya itu kota paling L. Seumur hidup, gua ogah lagi ke sana,” ujar Bigmo tegas. Lantas, apa yang membuatnya kecewa?
Melalui penjelasannya, Bigmo mengaku mengalami berbagai kendala saat berkunjung ke Surabaya. Ia menyebutkan beberapa hal yang menurutnya membuat tidak betah:
Semua keluhan itu ia sampaikan dengan nada kecewa dan menyulut reaksi publik, termasuk para influencer dan bahkan pejabat pemerintah Surabaya.
Pernyataan Bigmo langsung menuai reaksi keras, terutama dari warga Surabaya yang merasa kotanya direndahkan. Tak hanya warganet biasa, sejumlah influencer lokal ikut angkat suara.
Bahkan Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji atau akrab disapa Cak Ji, ikut memberikan tanggapan.
Dalam video Instagram resminya, Cak Ji menyampaikan bahwa Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia, dengan luas 335,28 kilometer persegi.
Maka, waktu tempuh 30 menit ke berbagai tempat adalah hal yang wajar. Terkait sinyal internet yang disebut lemot oleh Bigmo, Cak Ji langsung membantah.
Ia menjelaskan bahwa Surabaya telah didukung jaringan 5G, teknologi internet tercepat yang belum dimiliki semua daerah di Indonesia.
“Seng mbok woro Surabaya lemot iku nggak masuk akal, HP mu iku lho wes jadul, HP sek 2G mbok gawe rene,” ujar Cak Ji dengan gaya khas Suroboyoan.
Cak Ji menilai, keluhan soal mal terlalu jauh juga kurang masuk akal, mengingat pusat perbelanjaan di Surabaya seperti Tunjungan Plaza terdiri dari TP 1 sampai TP 6 dan mudah diakses.
Untuk masalah sulit mencari kolaborasi, Cak Ji justru menyebut banyak influencer lokal yang bisa diajak kerja sama.
Sebut saja Firza, Dono, Andy Sugar, dan Aan—nama-nama kreator konten dari Surabaya yang sudah cukup dikenal.
“Akeh influencer Surabaya iku sak ndayak,” tegasnya.
Tak hanya itu, Cak Ji menambahkan data penting untuk memperkuat argumennya. Menurutnya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Surabaya tahun 2024 mencapai 84,69, tertinggi di Jawa Timur.
Di tahun 2025, indeks kualitas hidupkota ini menyentuh skor 117,35, sementara indeks keamanan mencapai 63,3, kesehatan 69,29, dan biaya hidup hanya 26,48—tergolong rendah.
“Ini Surabaya, rek. Jangan asal nyocot!” pungkasnya.
Sosok yang ramai diperbincangkan ini ternyata bernama asli Muhammad Jannah. Di TikTok, ia menggunakan nama akun @momonotnice, dan telah memiliki sekitar 49 ribu pengikut.
Tak hanya aktif di TikTok, Bigmo juga hadir di Instagram dengan username @bigmoskyy serta di YouTube lewat kanal @niceguymoo.
Bigmo dikenal membagikan konten dengan gaya sarkastik, ceplas-ceplos, dan kadang satir. Ia lebih dikenal di kalangan anak muda yang terbiasa dengan gaya humor gelap dan komentar blak-blakan.
Setelah ramai mendapat hujatan dari berbagai pihak, Bigmo akhirnya muncul lagi dan memberikan klarifikasi.
Dalam video lanjutannya, ia menyebut bahwa yang dimaksud dengan “kota ter-L” adalah kualitas jaringan internet yang ia alami selama di Surabaya.
“Empat hari enggak kerja, enggak dapat penghasilan, siapa yang enggak stres? Yang gue maksud jelek itu sinyalnya, bukan kotanya,” ujarnya.
Meski sudah memberikan penjelasan, sebagian netizen tetap merasa kecewa karena ucapan awalnya terkesan merendahkan.
Banyak yang menyayangkan cara penyampaiannya yang kurang sopan dan tidak memperhitungkan dampak sosialnya.***