SERAYUNEWS – Rumah Literasi di Garut, Jawa Barat, selama ini dikenal sebagai tempat baca gratis yang terbuka untuk masyarakat umum. Lantas, siapa pemilih rumah baca gratis tersebut?
Pasalnya, baru-baru ini, komunitas ini menjadi perbincangan hangat di platform media sosial X (sebelumnya Twitter) karena dugaan penggelapan dana donasi oleh pengelola.
Akibatnya, banyak yang mencari profil dari founder Rumah Literasi yang kini sedang viral tersebut. Oleh karena itu, siapa sebenarnya yang merintis rumah baca gratis tersebut? Simak artikel ini,
Selama ini, Rumah Literasi aktif membagikan kegiatan mereka di media sosial. Mereka menampilkan berbagai kalangan pembaca, mulai dari siswa hingga orang tua lanjut usia, yang datang untuk menikmati koleksi buku.
Namun, warganet mulai curiga karena pengelola Rumah Literasi tidak pernah memberikan informasi lengkap mengenai lokasi pasti rumah baca tersebut.
Mereka hanya menyebutkan bahwa rumah baca berada di perbatasan dengan Tasikmalaya. Lokasi tepatnya adalah di Kecamatan Cilawu, Garut, tanpa menyebutkan nama desa atau kampung secara spesifik.
Kecurigaan semakin meningkat ketika pengelola Rumah Literasi membuka donasi publik untuk menambah koleksi buku. Beberapa donatur mulai mempertanyakan transparansi pengelolaan dana tersebut.
Meskipun pengelola sempat membagikan dokumen dana masuk dan keluar, termasuk buku-buku yang sudah dibeli, beberapa donatur merasa donasi mereka tidak tercatat dalam laporan keuangan yang dibagikan.
Salah satu donatur, akun @yunaurosa, menunjukkan bukti transfer donasi rutin setiap minggunya yang mencapai ratusan ribu rupiah. Namun, itu tidak tercantum dalam laporan keuangan.
Ripan Hermansyah adalah pendiri Rumah Literasi, sebuah komunitas literasi yang ia rintis sejak masih duduk di bangku SMA.
Bersama rekannya, Wahid Ahmad Nuruddin, mereka membentuk Rumah Literasi dengan tujuan mendekatkan buku kepada masyarakat kampung yang kesulitan mengakses bahan bacaan.
Kini, komunitas ini telah berkembang menjadi jaringan berskala nasional yang melibatkan relawan dan pegiat literasi dari berbagai daerah di Indonesia.
Setiap akhir pekan, Rumah Literasi menggelar lapak baca gratis sebagai solusi bagi masyarakat yang tidak tertarik pergi ke perpustakaan hanya untuk membaca buku.
Hingga saat ini, Rumah Literasi belum memberikan klarifikasi lebih lanjut terkait dugaan penggelapan dana donasi.
Warganet berharap pengelola dapat memberikan penjelasan yang transparan dan akuntabel mengenai pengelolaan dana donasi untuk menjaga kepercayaan publik terhadap komunitas literasi ini.***