SERAYUNEWS- Komitmen luar biasa dan semangat tinggi dalam dunia keperawatan kembali ditunjukkan Silfi Emilia. Dia adalah lulusan Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).
Gadis kelahiran Cilacap, 3 Oktober 2002 ini sukses menyabet Juara 1 Lomba Video Edukasi Kanker Nasional oleh Universitas Widya Husada Semarang.
Ajang bergengsi ini, diikuti puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia. Mereka sama-sama peduli terhadap isu edukasi kesehatan masyarakat.
Dalam kompetisi tersebut, Silfi menampilkan video edukatif bertema kanker yang informatif, menarik, dan komunikatif.
Karyanya mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat, karena menggunakan bahasa dan visual yang memikat.
“Video ini saya buat karena saya percaya bahwa edukasi kesehatan bisa menjangkau lebih banyak orang melalui platform digital yang efektif,” ujarnya, Selasa (13/5/2025).
Kanker adalah penyakit yang angka kejadiannya terus meningkat, dan edukasi menjadi langkah awal yang sangat penting.
Tak hanya aktif dalam lomba, Silfi juga mencatatkan prestasi di bidang ilmiah. Ia telah berhasil menerbitkan tiga artikel jurnal ilmiah yang merupakan hasil dari skripsi, pengabdian masyarakat, dan studi kasus.
Semuanya berfokus pada pengembangan ilmu keperawatan, khususnya di bidang keperawatan medikal bedah yang menjadi minat utamanya.
Selama menjadi mahasiswa di Unsoed, Silfi dikenal sebagai sosok yang aktif dan multitalenta. Ia merupakan anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan (HMJK) dan Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM) FIKES.
Keterlibatannya di organisasi kampus membantu Silfi mengasah keterampilan kepemimpinan, komunikasi, dan kerja tim modal penting untuk dunia profesional keperawatan yang dinamis.
Silfi juga berhasil menyelesaikan pendidikan dengan status lulusan ners terbaik, sebuah pencapaian yang tak mudah mengingat perjuangannya selama kuliah.
Ia merupakan penerima beasiswa KIP Kuliah, yang sangat membantu dari sisi finansial. Masa pandemi pun menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam hal keterbatasan perangkat belajar dan akses praktik, namun hal itu tidak menyurutkan semangatnya.
Pengalaman paling berkesan bagi Silfi selama kuliah adalah ketika ia berhasil melakukan tindakan medis mandiri, seperti pemasangan infus, serta menghadapi berbagai kasus nyata saat praktik di rumah sakit dan puskesmas, termasuk di RSJD Surakarta.
Silfi memiliki cita-cita mulia: mengabdi sebagai perawat di rumah sakit negeri dan suatu saat nanti melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister Keperawatan.
Baginya, pendidikan lanjutan adalah jalan untuk terus mengembangkan keilmuan serta memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan layanan kesehatan masyarakat.
“Saya ingin menjadi perawat yang tidak hanya melayani secara klinis, tapi juga mampu memberikan edukasi dan inovasi dalam dunia keperawatan,” ungkapnya penuh semangat.
Perjalanan Silfi menjadi bukti bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk berprestasi.
Dengan tekad, kerja keras, dan dukungan lingkungan yang positif, ia membuktikan bahwa siapapun bisa meraih mimpi besar.
Prestasi Silfi menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk tidak menyerah menghadapi tantangan dan terus berkontribusi bagi masyarakat melalui bidang yang ditekuni.