SERAYUNEWS – Pengelolaan data yang lamban dan tidak terstruktur kini jadi perhatian serius Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Purbalingga.
Untuk menjawab tantangan itu, dinas mengembangkan SIDAK (Sistem Informasi Data Terintegrasi dan Kolaboratif), sebuah pendekatan baru dalam tata kelola data pemerintahan yang lebih efisien, rapi, dan kolaboratif.
Sekretaris dinas, Danang Nuswantoro, menegaskan bahwa SIDAK bukan sistem yang dibangun dari nol. Pihaknya memanfaatkan tools yang sudah tersedia seperti cloud storage dan Google Looker Studio untuk menyajikan data secara real-time dan visual.
“Kita tidak menggunakan sistem atau aplikasi tersendiri. Kita hanya memanfaatkan apa yang sudah ada. Kita pakai cloud, kita pakai Looker Studio untuk menyajikan data. Kemudian kita juga sediakan SOP untuk memberi ruang teman-teman input data,” ungkap Danang saat tampil dalam siniar Dinas Kominfo, Rabu (18/6/2025).
Menurut Danang, selama ini setiap bidang di dinas bekerja secara sektoral, tanpa integrasi. Hal ini menyebabkan pimpinan kesulitan saat membutuhkan data cepat untuk pengambilan keputusan.
“Yang namanya data di dinas antar bidang pasti akan saling berkaitan. Kita mencoba mengintegrasikan, mengkolaborasikan, supaya data ini bisa mendukung pengambilan keputusan dengan cepat dan tepat,” jelasnya.
Melalui SIDAK, setiap bidang kini bertanggung jawab atas input data sesuai tugas pokok dan fungsinya. Sementara sekretariat mengelola dan menyimpulkan data untuk kepentingan perencanaan, monitoring, dan evaluasi.
Dengan sistem ini, Dinpermasdes tak hanya mampu merespons cepat permintaan data dari pimpinan, tapi juga dari mitra eksternal seperti media, akademisi, hingga lembaga pemerintah lain.
“Dengan data yang mudah diakses, mudah untuk evaluasi. Dan ini akan meningkatkan efisiensi baik dalam pengambilan keputusan, penyusunan program, pemantauan kinerja, dan sebagainya,” katanya.
SIDAK juga lengkap dengan dashboard interaktif berbasis Looker Studio. Data yang tampil dalam bentuk grafik, tabel, dan peta visual untuk memudahkan pengambilan keputusan strategis.
“Misalnya, kepala dinas ingin tahu jumlah posyandu di Kabupaten Purbalingga, persebarannya, SDM-nya, apakah sudah ada alat ukur tinggi badan atau belum. Itu semua muncul di dashboard. Bahkan bisa lihat jalan desa mana saja yang rusak atau perlu perbaikan,” terang Danang.
Saat ini SIDAK masih di internal Dinpermasdes. Namun, rencana jangka panjangnya, sistem ini akan dikembangkan hingga ke tingkat desa sebagai bagian dari gerakan Satu Data Purbalingga.
“Intinya ini bukan sekadar sistem informasi, tapi perubahan cara kerja yang lebih kolaboratif, efisien, dan transparan,” pungkasnya.